Jumat, 16 September 2011

Untaian Nada-nada

"Kereta Terbang Sabtu Sore, Angin Rampas, Buntu, Vocalise, D.V.L"

Bingung ya, itu apa? hehehe
Itu adalah judul-judul lagu yang dinyanyikan dalam resital piano yang saya tonton kemarin (15 September 2011).
Jadi, saya yang memang pecinta tontonan ataupun pertunjukan, tiba-tiba melihat poster bahwa akan ada konser mini -atau bisa juga disebut resital- piano dan soprano. Lalu saya mencari hal yang paling krusial dalam sebuah pertunjukan, yaitu harga tiket. Eh, ternyata gratis, berbinarlah mata saya. Saya lihat tanggal ternyata cocok -saya tidak ada acara saat itu- dan saat melihat tempatnya ternyata di Tembi Rumah Budaya, Jogjakarta. Oke, tambah semangat saya karena saya memang sangat tertarik dengan tempatnya. hehehe.

Dan beginilah kronologisnya, saya pergi ke Tembi pada pukul 19.00 bersama teman saya -sebut saja Sari-. Acara akan dimulai pukul 19.30 dan saya sampai disana pukul 19.20, hoho pertunjukan belum dimulai hati pun terasa damai :). Selanjutnya saya mengisi daftar hadir dan langsung ingin masuk ke ruangannya. Eh, ngga taunya belum boleh masuk. Huks. Selalu aja ada hal memalukan yang saya lakukan :(
Akhirnya saya bersama Sari memutuskan untuk melihat-lihat lukisan yang ada di ruangan sebelahnya.

Pukul 19.30, akhirnya saya dan para penonton lain diizinkan untuk masuk. Pertama kali melihat poster acara ini saya pikir acara ini akan diisi oleh musik-musik klasik yang akan dimainkan oleh pianis dan akan dibumbui oleh vokal sang soprano. Tapi ternyata saya salah, salah. Ternyata konser ini didedikasikan untuk para komposer-komposer muda asal Indonesia. Dan lagu-lagu -atau bahasa kerennya repertoar- yang dimainkan semuanya baru dari generasi muda. Waahh saya jadi semakin tertarik. Hehehe.
Repertoar-repertoar yang dimainkan mempunyai karakter-karakter yang berbeda satu sama lain. Jujur, yang paling menempel di ingatan saya ada 3 repertoar, yaitu Kereta Terbang Sabtu Sore, Angin Rampas, dan Buntu. Saat mendengar "Kereta Terbang Sabtu Sore" maka kita akan merasa terhibur dan seperti dilempar di keadaan kereta-kereta di Indonesia. Sangat jauh berbeda dengan repertoar Angin Rampas dan Buntu. Dua repertoar tersebut sarat makna dan MJJ -bahasa temen saya, artinya mak jleb jleb :p-

Tapi saya menikmati malam itu. Terlebih juga karena Tembi ternyata tempat yang menarik dan cukup indah menurut saya dan kalau boleh jujur, hari itu pertama kalinya saya datang ke Tembi. hehehe. Dan kalau boleh jujur -lagi- baru pertama kali itu saya melihat konser seorang soprano. huuu suaranyaaa,, beda banget sama suara saya yang cempreng-cempreng gini. huks.
Yaa... saya sih berharap akan ada konser-konser gratis lagi.. hehe.. yah, bayar boleh deh asal ga mahal2. ahahahaha -tetep ogi alias ogah rugi :p-

-16 September, sehari setelah nada itu mengalun-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar