Kemarin tiba-tiba tercetus satu kalimat ini di benak saya. “Maaf, aku terlambat menyayangimu.”
Fiuh.
Pernah ngga kamu mengalami hal itu?
Ketika kamu menyayangi seseorang yang sudah lebih dulu menyayangimu dan ternyata kamu terlambat untuk menyayanginya. Kamu menyayanginya ketika dia ingin pergi dari hidupmu.
Hahahaha. -ketawa pedih-
Menyamakan perasaan itu kan emang susah dilakukan. Kita punya hati yang berbeda otomatis perasaan yang kita rasakan juga berbeda. Ketika perasaan kita ngga sejalan, rasanya pingin bilang “mulai sekarang kita jalan sendiri-sendiri aja.” :p
Jujur, sampai saya menuliskan ini saya tidak tahu perasaan sesungguhnya yang dirasakan oleh objek yang menjadi sasaran deretan kalimat saya itu. Saya masih diliputi kebimbangan. Perasaan ini masih menggantung begitu saja. Dan saya masih harus sedikit bersabar dengan waktu untuk mendapatkan jawabannya. Hmm…
Oh ya, tapi tetep saya jadi ingin membagikan sedikit perasaan ini. Mungkin banyak yang pernah merasakan hal yang sama. Terlambat. Hahaha. Itu ngga enak. Apalagi terlambat menyayangi. Ketika ia datang dan menawarkan rasa sayang itu, kita merasa belum siap dan memilih untuk membiarkannya saja.
Ibarat ada orang yang bertamu ke rumah kita, memberikan buah tangan berupa makanan dan kita menerimanya tapi hanya menaruh itu di meja makan tanpa menyentuhnya dan orang tersebut melihatnya. Mungkin kita membiarkannya karena ragu-ragu buah tangan itu beracun atau tidak, rasanya bagaimana enak atau tidak. Ya, intinya kita masih ragu-ragu. Kita ngobrol dengan tamu itu, kita semakin akrab dengan tamu itu dan ketika kita merasa bahwa buah tangannya aman, tidak beracun dan ingin memakannya. Ehh, buah tangannya udah dingin dan keras. Udah ngga sebersahabat seperti saat pertama kali kita melihatnya.
Hehehe.
Dan posisi saya sekarang adalah melihat ke tamu itu dan mempertanyakan buah tangannya.
Dan kamu tau tamu itu bilang apa? “bukan salah kamu kalau buah tangan itu jadi dingin.”
Dia tidak menjawab apakah sebaiknya saya memakan buah tangan itu atau membuangnya saja.
Saya bengong.
Saya tidak menemukan jawaban yang saya inginkan.
Mungkin memang yang harus saya katakan adalah “Maaf, saya terlambat memakan buah tanganmu.” –maaf, saya terlambat menyayangimu-
Pagi yang cerah dengan hati yang gundah -17 Mei 2011-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar