Saat saya menulis ini sebelumnya ada satu kata yang sedang nge-tren saat ini, yaitu galau. Hmm… saya tidak tau awalnya siapa dan darimana kata ini dipopulerkan sampai pada saya melihat banyak sekali orang-orang menyampaikan kepada orang lain bahwa dirinya sedang galau. Saya dan teman saya pun akhirnya merasa bahwa galau adalah sebuah epidemi.
Mungkin terdengar berlebihan, tapi bukankah penyakit yang menyerang suatu tempat dan sukar untuk disembuhkan adalah epidemi? –ngasal- Yah, pokoknya saya sampai pada keinginan untuk berpikir sebenarnya kenapa sampai ada penyakit ini? Kenapa dan kenapa? Keinginan saya untuk menemukan jawaban sampai pada suatu saat saya sedang mengikuti satu mata kuliah dan merasakan kebosanan –hal yang sangat amat biasa- lalu tiba-tiba saya ingin menulis. Jeng jeng tahap-tahap penyakit galau.
Bingung – gelisah – bimbang – dilema – gundah – labil – galau – kalut – gamang – mati rasa – disorientasi – penyakit psikologis
Oke, ini hanya pemikiran anak manusia yang kurang kerjaan aja kok. Saya bukan mahasiswi fakultas psikologi apalagi seorang psikolog. Tentu bukan. Saya hanya manusia yang sedang bosan mengikuti satu mata kuliah dan tiba-tiba ingin menuliskan apa yang sedang terpikirkan dalam benak saya. Hohoho.
Tapi terkadang saya juga berpikir. Kenapa banyak orang mengatakan dirinya galau? Apakah mereka benar-benar galau atau mereka hanya mencari perhatian dengan mengatakan dirinya galau? Kalau menurut teman saya galau itu dinikmatin sendiri, kalau sampai dia mengatakan ke seluruh penjuru dunia itu tandanya dia ngga galau. Dia Cuma cari perhatian dan pingin dikira keren. Ngga galau ngga keren. Itu singkatnya. Hemm… saya jadi tambah berpikir. –kayanya saya gaya terus ya, banyak mikirnya :p- Dan mungkin saya akan mengkategorikan dua jenis orang yang mengatakan dirinya galau. Hohohoho.
Pertama adalah orang yang pura-pura galau. Atau mungkin lebih tepatnya dia itu Cuma pada tahap bingung atau gelisah tapi dia mengatakan dirinya galau hanya karena kosakata galau sedang nge-tren. Oke, pada tipe orang seperti ini dia sebenarnya hanya ingin memamerkan pada seluruh dunia bahwa saya tau kosakata galau dan saya menggunakannya. Sama seperti beberapa orang yang mengatakan saya tau buku Socrates dan saya membacanya! –emm, ada ngga ya?- Intinya dia tidak mau kelihatan ketinggalan zaman. Satu orang menulis status atau nge-tweet kalau dia galau, maka temannya yang lain ikut-ikutan. Fiuh, kompetisi memang sahabat manusia. Hehehe… Yah, begitulah. Memang ada beberapa orang yang hanya memakai kosakata galau untuk menunjukkan dirinya eksis nan gaul. Memang, hanya sedikit kok orang kaya gini. Atau mungkin orang-orang semacam ini hanya hidup di imajinasi saya? Bisa jadi. :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar