Senin, 12 September 2011

Memanggil Masa Lalu

Beberapa hari ini saya selalu teriak “Kenapa sih kita ngga bisa memanggil masa lalu?”
Lalu teman saya menjawab “Bisa Luk, tapi hanya dalam ingatan.”
Saya “..., padahal ingatan itu kejam.”
:p

Ntah kenapa saya sering sekali mempertanyakan hal ini ketika saya ingin lari dari situasi yang sedang saya hadapi. Saya sering merasa bahwa masa lalu saya lebih baik daripada masa sekarang yang sedang saya hadapi. Saya merasa masa lalu selalu bisa menghadirkan tawa dan sekarang ngga.

Saya memang egois.
Saya selalu ingin lari dari kenyataan. :p

Tugas kuliah yang menumpuk, rasa yang tidak terdefinisikan untuk dia, dan bumbu-bumbu nila pada pertemanan. Rasanya ingin lari dari realita saat ini dan memanggil masa lalu yang lebih indah. Fiuh. Saya pengecut ya? :p

Saya mengakui kok, kalau saya suka lari dari kenyataan. Saya selalu pingin kembali ke masa yang lebih indah. Saya ngga pingin lari ke depan. Saya pingin ke belakang saja. Memanggil masa lalu dalam ingatan? Cih. Nambah sakit saja bagi saya.

Ahh… saya memang sedang gundah.
Sedang tidak bisa berpikir logis.
Sedang dipenuhi perasaan dan asumsi berlebihan.
Mungkin juga sedang capek.
-tulisan tanpa pesan moral :p-

Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar