Sabtu, 03 September 2011

Puisi “Sepeda”

Pernah pada suatu waktu saya bersama beberapa teman saya datang ke sebuah tempat makan untuk sekedar kumpul-kumpul dan menghabiskan malam bersama. Saat itu ada beberapa teman saya yang terlihat “aku ada disini tapi pikiranku tidak ada disini”. Yah, sepertinya mereka sedang kalut. Tiba-tiba saya dan teman di sebelah saya menggumamkan kata-kata ini :

“Aku tau kalau hidup itu selalu berputar seperti roda sepeda ini
Tapi mengapa kita tidak seperti rantai sepeda yang selalu kuat mengikat satu sama lain?
Apakah karena tidak ada rem yang membuatmu selalu mengayuh ke belakang walau ingin melihat jalan di depan?”

Hmm… mungkin bisa dianggap puisi amatiran. Yah, kami buatnya juga sambil ketawa-ketawa. Kami hanya ingin merefleksikan apa yang tersirat di mata seorang teman kami dan kami juga ingin menumpahkannya dalam bentuk puisi yang dekat hubungannya dengan dirinya dan orang yang ada di pikirannya. Sedikit bocoran hubungan mereka terjalin dalam setiap kayuhan sepeda. Hehehehe :p
Yah, kalau dipikir mungkin benar bahwa hidup itu tidak selamanya berada di tempat yang sama. Mungkin benar hidup itu selalu berputar. Dan mungkin memang benar dalam hatinya berkeinginan agar terus terikat dan tidak putus seperti rantai sepeda tetapi yah apa daya tidak ada rem yang membuat mereka dapat berhenti di tempat dan waktu yang mereka inginkan. Dan lebih sayang lagi ketika mereka ingin berhenti mereka harus mengayuh ke belakang yang membuat mereka mengingat kembali apa yang mereka tinggalkan dalam setiap kayuhan sepeda itu.
Hmmm…. Mungkin sebenarnya mereka hanya ingin terus mengayuh dan berharap karena roda itu terus berputar maka mereka akan punya kesempatan untuk kembali pada waktu,tempat, dan keadaan yang mereka inginkan. Yah, Cuma mereka yang tau karena saya dan teman saya itu bukan cenayang. :p
(saya lupa nulis ini kpan, hehe... yg jelas april 2011 :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar