Selasa, 06 September 2011

“…”


Tiba-tiba ingin mempublikasikan hasil karya ini. Hehehe –bersemu- Ini adalah puisi yang saya buat dengan hasil berpikir sendiri. Huhuhu. Lalu boleh percaya dan tidak saya yang bikin juga lho gambarnyaa… Yipiiee… ahahahaha… :p Sebenarnya gambar itu bukan ide saya sepenuhnya. Emm kayanya saya lebih baik cerita dari awal mengapa sampai ada beberapa baris kalimat puisi beserta ilustrasinya. Hemm… Beginilah kisah tersebut dimulai.
Bulan desember 2009 menjelang januari 2010. Saat itu saya semester tiga dan mengambil kelas DKV (Desain Komunikasi Visual). Kelas itu hanya untuk pengenalan saja, sehingga yang diajari pun tidak se-WOW kelas DKV pada umumnya. Kelas ini dibuka awalnya memang hanya bertujuan agar kami sedikit mengenal teknik dan warna. Tapi dosen yang baik hati itu tidak menuntut banyak dari kami yang amatiran. Hohoho. Oke oke, selanjutnya adalah tiba pada tugas akhir semester. Dosen tersebut menginginkan sebuah pameran kecil di area kampus tercinta. Baiklah, kami mahasiswa-mahasiswi yang baik pun hanya menurut. Kami diminta untuk membuat puisi beserta ilustrasinya. Puisinya boleh buatan orang lain, ilustrasinya pun boleh hasil goresan tangan ataupun utak-atik mouse komputer. Intinya bebas. Penilaiannya pun hanya sebatas apakah puisi dan ilustrasi tersebut nyambung? Apakah ilustrasi tersebut cocok untuk disebut ilustrasi?
Daan saya yang memang aujubile ngga kreatifnya dan aujubile gapteknya merasa bingung. Saya harus bagaimana? Saya harus bikin kaya apa? Saya harus minta tolong siapa? –haha parasit- Tapi saya merasa kenapa saya harus selalu minta tolong, mungkinkah saya bisa melakukan sesuatu dengan kemampuan saya yang pas-pas an ini? Putar otak. Pake corel? Kemampuan dibawah 10%. Pake adobe? Kemampuan dibawah 5%. Cari gambar dengan motret? Oke, ga punya kamera. Jalan terakhir. Gambar dan discan. Sepertinya bisa. Trus saya tiba-tiba memutar kenangan. Nilai gambar saya dari SD kan ga pernah lebih dari angka TUJUH. Oke, saya terjebak. Terjebak pada keinginan saya ingin mengerjakan sendiri dan keterbatasan kemampuan saya. Saya tersungkur. Oke, mungkin yang bisa saya lakukan adalah membuat puisinya. Paling tidak, yang dipajang itu benar-benar puisi hasil karya saya. Iya, saya pasti bangga.
Karena terinspirasi kisah nenek dan kakek yang belum lama ini dipisahkan oleh ‘waktu’ dan kesukaan saya melihat gerimis rintik-rintik. Maka saya pun membuat puisi perpisahan selamanya dan berkeinginan untuk membuat ilustrasi yang ada gerimisnya. Huhuuyyy. Satu masalah terpecahkan. Setelah saya membuat puisi itu saya pun kembali memutar otak apa ya gambar yang bagus dan AHA saya teringat novel kesukaan saya. Putri Hujan dan Kesatria Malam karya Sitta Karina, kayanya disana ada gambar yang bagus. Dimulailah pencarian saya dan VOILA saya menemukannya. Saya menemukannya, Tuhan. Saya suka sama gambar ini. Suka banget. Cewek cowok pelukan di bawah payung di tengah hujan rintik-rintik. Sip. Gambarnya ga ada muka orang, saya yang amatiran menjadi semakin percaya diri.
Akhirnya setelah berusaha mencontoh gambar tersebut, jadilah gambar yang sebenarnya sangat amat amatiran dan tidak simetris pada tubuh perempuannya. Fiuh. Ini memang gambar saya saudara-saudara. Saya yang sejak dulu dikenal tidak berbakat pada seni rupa. Tapi tidak mengapa  Saya senang bisa memamerkan semua hasil karya saya. Mulai dari puisi sampai ilustrasinya. Rasanya senang aja. Dan saya tak pernah peduli dengan nilainya. Yang penting saya senang. Dan saya juga suka baris terakhir puisi itu. Hehehe… setidaknya puisi itu bagai cenayang yang sudah mewanti-wanti saya bahwa sebentar lagi saya harus belajar merelakan. Ahahahaha. :p

-nih saya kasih bocoran puisinya-

10 tahun yang lalu di bawah hujan yang sama
Kau membuat hangat
Segala asa membara dan tak ada yang seindah hujan itu
Namun
Payung itu pun akhirnya tertutup
Dan genangan air ini pun menyimpan bisikan lirihku
“Aku tau bukan aku yang punya kamu
Hanya izin Sang Khalik untuk sayang kamu
Jadi
Kalau pun kamu harus berlalu
Aku disini harus tersenyum
Mengembalikan rasa menyimpan kenangan
Dan berterimakasih pada-Nya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar