Selasa, 11 Oktober 2011

Cinta, Sakit, Lega

Mau ngelanjutin posting sebelumnya nii. Hehehe. Lanjutannya adalah tipe kedua. Yaitu Si cowok yang tidak peka itu akhirnya memilih cewek lain dan masih dengan tidak pekanya bercerita kepada cewek yang menyukainya bahwa ia habis menyatakan cinta.

Ohohoho.

Sebenarnya tidak ada yang salah kalau hal ini sampai terjadi. Dari pihak cowok pasti mengatakan “emangnya aku cenayang yang bisa tau perasaanmu padaku? Wajar dong kalau aku nembak cewek lain dan cerita sama kamu yang adalah temenku?” Dari pihak cewek “masa kamu ngga ngerti-ngerti kalau aku suka sama kamu? Kamu ngga ngerti perasaanku.”

Hiyaaa…

Makanya saya bilang ngga ada yang salah. Ngga. Yah, ini hanya masalah perasaan. Tak ada yang salah maupun benar kalau menyangkut masalah perasaan. Ngga salah ketika cewek itu menyukai cowok itu dan ia memilih untuk tidak memberitahu cowok itu dengan berbagai pertimbangan. Tidak salah juga ketika cowok itu memilih cewek lain dan dengan santainya bercerita mengenai perasaannya ke cewek yang menyukainya. Ngga kok. Ngga ada yang salah.

Mungkin bagi sebagian orang pengalaman seperti ini adalah pengalaman yang menyakitkan. Benar, pengalaman ini adalah pengalaman metamorfosis perasaan cinta yang berubah menjadi perasaan sakit. Cinta yang awalnya bisa dinikmati dengan indah akhirnya berubah menjadi sembilu tajam. Perasaan yang biasa disebut sebagai cinta yang bertepuk sebelah tangan. Iya, perasaan itu yang terjadi. Hemm… menyakitkan yaa… Hehehe

Tapi coba deh menilik kisah bahagia setelah itu. Kita bisa cepet-cepet pergi dari lingkaran cinta itu. Kita bisa cari orang lain yang mungkin lebih kece untuk kita sayangin. Kita akhirnya terlepas dari beban pertanyaan “apakah dia sayang aku juga atau ngga?” dan akhirnya bisa mencapai kata lega.

Kita lega udah tau yang sebenarnya. Kita lega karena ternyata apa yang sering kita pertanyakan sudah ada jawabnya. Fiuh. Walau mungkin kelegaan itu tidak sebanding dengan kebahagiaan. Tapi arti sebuah kebahagiaan tidak linier, bukan? Mungkin memang lebih baik saat cinta kita tidak untuk dirinya. Mungkin memang dia tidak terlalu baik untuk menerima cinta kita. –ini sekedar proses pensugestian diri kok. Pede dikit bolehlah :p-

Saya pernah juga merasakan hal itu. Menjadi tempat sampah orang yang kita suka. Tapi yang diceritain tentang gadis yang dia suka. Hehehe. Rasanya mungkin sedih diawal tapi saya merasa bahagia diakhir. Saya merasa pertanyaan saya tentang dia terjawab sudah. Dan akhirnya tinggal bagaimana kita mensugesti diri kita sendiri untuk bangkit dan menemukan kebahagiaan lain. Ya, cuma itu yang bisa kita lakukan. Jangan pernah merasa dunia ini akan runtuh karena dia meruntuhkan harapan kita. Okelah, dunia harapan kita memang runtuh, tapi bukan berarti seluruh dunia kita runtuh kan?

Dan mungkin yang kamu perlukan adalah distraksi. Pengalihan. Menyibukan diri adalah hal yang bisa membuat kamu sejenak melupakan. Yah, bolehlah. Nangis-nangis dulu juga bolehlah. Yang jelas hidup ini terus berjalan. Itu aja.

Eh eh saya punya lagu yang bagus tentang perasaan ini. Boleh lho nyanyi lagu ini sambil bersedih-sedih dulu, habis-habisin tisu, tapi setelah itu kita siap untuk membangun dunia harapan yang baru lagi. Yipiiieee… :D

“So confused, my heart bruised, was I ever loved by you?

Out of reach, so far, I never have your heart

Out of reach could’t see, we will never meant to be”

Out of Reach-Gabrielle

Eh tapi ada bagian bagusnya:

“In my reach I can see there’s a life out there for me”

Nb: Lagunya bagus buat bersedih-sedih dulu dan menyadari bahwa masih ada kehidupan lain di luar sana :p

Cheer Up, Girl! :)

-ditulis akhir juni 2011-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar