Jumat, 07 Juni 2013

Yang Terlupakan di Tengah Kota

Namanya punya hutang dalam bentuk apapun pasti sang empunya suka cari-cari alasan biar orang-orang lupa. Tidak terkecuali saya. Saya sebenarnya ingat kookk masih ada hutang janji nulis tentang museum-museum yang dijelajahi oleh tim penjelajah museum >.<.

Daripada kelamaan berprolog yang hanya sebagai upaya pembenaran diri sendiri, yuk langsung flash back ke setahun yang lalu ketika masih rajin bermuseum :).

15 Febuari 2012

Di hari yang cerah, setelah vakum berbulan-bulan tidak sowan museum, akhirnya Lulu dan saya memutuskan untuk kembali jalan-jalan. Kemanakah kita? Ke tempat yang sangat dekat dengan rumah saya, Pakualaman. Hohoho.

Kali ini tim jelajah museum tidak komplit bertiga seperti biasanya. Unin anak Klaten Mania lagi pulang kampung, yasudh kita berdua bagaikan kencan saja pergi bertamasya :D.

Awal kita pergi ke Museum Pakualaman. Museum ini terletak di Puro Pakualaman. Masuk aja gapapa kok, tapi sejujurnya saya ngga tau dimana tempat parkirnya, lha wong kami parkir di alun-alunnya yang ketauan tempat parkir :p.

Puro Pakualaman ini mempunyai museum yang hampir mirip dengan museum di Keraton tapi dalam skala kecil. Sayangnya sama seperti museum-museum lain di Indonesia, museum ini kurang terawat dan kurang peminat. Saat disana katanya mau ada renovasi dan oleh sebab itu kami hanya membayar seikhlasnya serta diminta menulis di buku tamu. Selanjutnya jalan-jalan di dalam museumnya bersama seorang baoak-bapak yang menjelang kakek-kakek :D.

Isinya mainstream ala-ala keraton gitulah. Silsilah keluarga kerajaan, foto-foto historis keluarga kerajaan, dan kereta kuda kerajaan tersebut. Tempatnya cuma secumplik. Aslik.
Karena belum puas, saya mengajak Lulu untuk mengitari kompleks Keraton. Untungnya diperbolehkan dengan syarat ngga boleh masuk ke dalam, jadi hanya di pekarangan saja.
Yasutralahyaa...

kereta kuda kuning :D

pohon silsilah keluarga :o

rumah cantik yang saya temukan di luar :D

tampak depaan :D
 
difotoin bapak-bapak!

Kelar satu museum, apakah kita pulang? Tentuu tidaakk...
Hari masih panjang, dan kami pun lanjut ke Museum Biologi. Museum Biologi ini dapat dicapai dengan jalan kaki. Hanya menyebrang jalan sultan agung lalu di dekat apotek Sutji.

Disini kami dikenai biaya Rp 3.000,00 (karena mahasiswa), kalau umum cukup Rp 5.000,00 saja. Museum biologi ini berisi macam-macam tumbuhan dan hewan yang sudah diawetkan. Selain itu ada juga beberapa rangka hewan. Lagi-lagi disini sepi. Syediihh ga sii... :(

salah satu koleksi Museum Biologi ^^
saya dan Lulu pake timer!

Selesai dari satu museum kita jalan sedikit saja menuju ke Museum Sasmitaloka Pangsar Sudirman.
Siapa sih yang ga kenal Panglima Besar Sudirman? 
Tokoh paling hietss di kancah pergerilyaan saat Indonesia ingin merebut kemerdekaan! *sok nasionalis :p*

Intinyaa, kami berdua masuk museum itu deh, daann gratiiss...
Ya Tuhaann, macam mana pula ada museum gratis tapi dianggurin.
Mengapa? Mengapa?
*cukup luk, curhatnya*

Ada apa di dalam sana?

Jadi, museum ini dibuat seperti rumahnya Pangsar Sudirman karena memang bekas rumah tinggal Sudirman *lah* :p.
Rumahnya masih sama dengan sekat-sekat ruangan seperti di rumah pada umumnya.
Ada ruang tamu, ruang tidur, dan di belakang seperti ada semacam aula yang bisa kita pakai juga kalau ada acara.
Isinya benda-benda memoria dari seorang Sudirman. Surat-surat, peralatan rumah tangga, foto-foto, bahkan ada tandu jugak!
Selain di dalam rumahnya, di luar rumah juga ada beberapa kamar yang disulap menjadi rekam jejak perjalanan Sudirman. Perang apa yang dilaluinya, sampai akhirnya sakit dan dirawat di rumah sakit. Ada dioramanya juga lhoo.
Mudah-mudahan para guru sejarah berkenan memperkenalkan sosok Sudirman dengan terjun langsung ke museumnya. Menurut saya sih ini mempermudah banget lhoo...

salah satu bagian museum :)
tampak depan museum, teduh ya :)

Tiga museum dalam satu hari, cukuplah yaa.

Di tengah kota tapi terlupakan, itulah kesan saya setelah melakukan perjalanan ini. Bayangkan dari 3 museum hanya kami pengunjung satu-satunya.
Syediihh :((

Semoga di hari libur tidak begini keadaannya.
Semoga ada perubahan yang berarti agar hiburan masa kini tidak hanya berkutat pada modernisasi.

Yuukk, jalan-jalan ke museum.
Banyak yang gratis lhoo *ogah rugi :)*

Nb : sebagian fotonya ada yang dari www.lulutfia.blogspot,com. makasii ya, Lulu ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar