Di umur saya yang sudah 22 menjelang 23 ini, ternyata bermunculan banyak cerita baru dari teman-teman dekat saya.
Apakah itu?
Diajak nikah.
Hohohoho
Udah waktunya sih katanya, tapi mah dasar saya merasa 14 tahun melulu, jadinya belum belum aja berasa waktunya. Hahaha
Lucunya, ngga cuma satu yang cerita kalau cowonya sudah mengajak dia atau punya itikad baik untuk ngelamar. Tapi ada juga sih yang baru ethok-ethok ngomong "hemm, kurang lebih 3 tahun lagi, kamu siap-siap ya"
Eeeeaaaaaa
Saya belum tahu rasanya digituin sih dan sedikit bersyukur belum digituin. Bisa shock, kejang-kejang saya *lebay* :p.
Nah, ada hal yang menarik yang diutarakan teman saya saat bercerita tentang hal ini.
Singkat cerita teman saya yang cewek dan dia sih belum siap yaa dapat kalimat macam di atas.
Biar kate katenye 3 tahun, juga terasa singkat yee... :p
Dia cerita dengan berapi-api tentang kewajibannya, tentang mimpinya, dan rasanya 3 tahun itu kelewat singkat untuk bisa menggapai semua yang dia inginkan sebelum akhirnya mengikat janji suci. Tiba-tiba keluar omongan saktinya
"Aku bilang, kalau begini aku ga bisa. Ada dua yang bisa dinego. Waktu atau orangnya. Kalau dia tetap mau waktunya seperti itu yang carilah orang lain yang sudah siap, kalau dia mau orangnya tetap aku, yaa waktunya yang dinego!"
Galak bener ya temen saya! :D
Tapi mungkin memang begitu jalan yang harus ditempuh ketika dua orang manusia dengan dua kepala yang berbeda mempunyai keinginan yang berbeda pula. Memang celah yang pada akhirnya dicari oleh dua insan manusia tersebut. Lalu, bagaimana keadaan teman saya ini? Yaa, masih sama-sama sih sampai sekarang tanpa membicarakan tentang pernikahan karena belum ada 3 tahun. Hohoho
Lain teman saya itu, saya juga punya teman kali ini seorang laki-laki. Dulu, sekitar 2,5 tahun yang lalu teman laki-laki saya ini bercerita bahwa ia baru saja pisah dengan pacarnya. Saya kaget, padahal ngga ada gosip apa-apa sebelumnya *saya kan kepoers, jadi harusnya tau :p*. Lalu, saya coba tanya alasannya.
Saya pikir alasannya cemen gitu yaa, seperti "kamu ga ada waktu lagi buat aku" atau "aku punya orang lain" atau apalah gitu yaa.
Ternyataa teman saya bilang
"Emm kita ga satu pandangan lagi. Dia sudah mau melangkah ke jenjang selanjutnya, sementara aku belum apa-apa. Percakapannya cukup rumit, tapi demi kebaikan dia mungkin memang lebih baik pisah dulu. Siapa tau dia bisa mendapatkan lelaki yang sudah siap dengan pandangannya sekarang."
Mamaaakkkk >.<
Ini alasan putus terajaib yang pernah saya dengar di umur saya yang waktu itu baru menginjak kepala dua! Supeerr sekali! :D
Yaahh intinya, ceweknya udah lulus dan pingin segera menikah, sementara cowoknya masih sibuk kuliah dan kerja serta merasa belum mampu membina rumah tangga. Mungkin dia takut istrinya dan anaknya nanti makan daun kalik yaa.. :D
Terus..terus.. gimana coba akhirnya nasib pasangan ini?
Ternyataa Tuhan hanya ingin memisahkan mereka sesaat, mungkin untuk meyakinkan kedua belah pihak bahwa mereka harusnya bersama, karena bulan lalu pada akhirnya mereka menikah. Iya, menikah!
Selamaat yaa :)
Mungkin saat itu yang menang si waktu. Lebih baik memundurkan waktu daripada mengubah orangnya, makanya walau 2,5 tahun berlalu, toh akhirnya jadi juga.
Menarik yaa melihat semakin berkembangnya masalah-masalah di sekitar kita.
Menandakan kita terus berpacu dengan waktu. Dan, memang bukan hal yang berlebihan saat mengatakan bahwa hidup ini sesingkat dan seseru naik rollercoaster! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar