Mau cerita tentang Malang, tapi sumpah ini bakalan panjang, jadi siap-siap yaa! Hufftt -tarik nafas panjang-
Hari Pertama (1 Juni 2011)
Setelah sempat tertidur di kereta, akhirnya
kita sampai di tujuan, yaitu kota Malang.
Turun dari kereta kita bertiga tetep
sok asik kaya tau jalan gitu. Hahaha.
Supaya kita ngga berpikiran untuk
menghabiskan semua uang kita dan masih punya uang saat pulang, kita berpikir untuk
membeli tiket kereta pulang terlebih dahulu. Nah, kesempatan kita beli tiket
ini juga kita gunakan untuk bertanya arah. -tampak cerdas-
Kita tanya harus naik apa
untuk ke arah Batu dan langsung diberi tahu bahwa kita cukup naik satu angkutan
ke arah terminal lalu dari terminal tinggal pilih bus lagi ke arah Batu, dan
terutama ke arah Jatim Park. Yup, begitu datang langsung mau main aja kita.;)
Semua terjadi tanpa kesulitan berarti. Ketemu
angkotnya, naik angkotnya, terus ganti angkot sambil merhatiin yang ke arah
jatim park. Terus pada akhirnya turun di dekat jatim park 1.
Langsung shock liat banyak orang disana.
Yaeyalaah wong itu hari libur pantesan banyak bus :(.
Tapi
sudahlah, sudah jauh-jauh begini lebih baik kita langsung antri di lokeett :D.
Karena
rencananya adalah mau beli tiket langsungan Jatim Park 1 dan 2, maka kita pun
stick to the plan dan langsung beli tiket tersebut. –plis jangan tanya harga,
ngana lupa! :p-
Jatim Park 1 bukan tempat favorit kita.
Tempatnya memang luas dan ada beberapa permainan, tapi yaa itu tadi banyak
orang jugaa :(. Namun banyak pengetahuannya juga kok disana, jadi semacam PPIPTEK di
TMII atau Taman Pintar Yogyakarta versi besarnya gitu. Banyak pengetahuan tentang teknologi, alat-alat peraga, juga
beberapa keunikan-keunikan daerah-daerah di Indonesia. Recommended memang tempatnya
untuk anak-anak sekolahan yang mau study tour. Soalnya study banget deh! –jelek
ya, bahasanya :p-
Kita sedikit mempercepat perjalanan kita di
Jatim Park 1 dan ingin segera ke Jatim Park 2. Nah, kembali ketebalan muka kita
saat bertanya diuji. Nanya aja dong kita kalau mau kesana naik apa.
Ada dua
opsi, naik ojeg tapi harus bayar 3 ojeg yang mana menurut kita buang-buang uang
atau naik angkot tapi harus jalaan dulu sampai sebuah mulut gang. Nah dari
mulut gang kita akan ketemu dengan jalan besar dan disanalah kita baru bisa
cari angkot.
Tau dong opsi mana
yang kita pilih? Yaeyalaahh, yang jalan kaki. Hahaha.
Jalannya ngga seberapa jauh kok –padahal
ngos-ngosan juga- :p. Begitu sampai di mulut gang, bingunglah kita, mau
nyebrang atau nunggu disitu. Tapi intuisi kita bilang kita harus menyebrang
–padahal liat plang sih, bukan intuisi juga! :p-
Selanjutnya tetep bingung dong
yah, karena jenis angkotnya lebih dari satu dan pertanyaan terhebatnya adalah
kita harus naik yang mana? Yang mana? Yang mana? –lebay-
Akhirnya kita
memutuskan kalau ada angkot yang lewat kita mau tanya aja mereka ke arah Jatim
Park 2 atau ngga.
Ternyata tanpa dinyana angkot yang lewat di
sisi kita nunggu ngga sebanyak di sisi sebaliknya. Banyak angkot yang ternyata
belok di belokan sebelah kita. Fiuh.
Di saat seperti inilah Tuhan seperti
menunjukkan malaikat yang tak terlihat dan tak terduga.
Tiba-tiba ada tukang ojeg atau orang bermotor
yang lewat depan kita sambil nunjuk-nunjuk ke sebuah angkot “itu..itu..”
katanya.
Kita yang bengong plus linglung plus sedikit capek ngeliat ke arah yang
ditunjuk dan ternyata angkotnya lewat di depan kita sambil bilang “Jatim Park
2, BNS”
Puji Tuhan.... :)
Naiklah kita dan dimulailah perjalanan kita
dii... Jatim Park 2...
Pertama kali sampai saya langsung jatuh hati.
–eeeaaaa-
Tempatnya luas, ciinn.
Bersih pulak.
Terus ada hotel bentuk pohon di
dekat sana.
Seandainya kita lagi ngga liburan kere, pasti saya ngerengek buat
nginep disana –gampangan-.
Karena belum makan dari pagi, kita lapar berat
dong yah. Langsung kita buka perbekalan kita yang ternyata hanyalah sebungkus
roti tawar. Ahahaha.
Tapi kita bawa susu dan mentega kok. Dan terjadilah proses
pengemperan dan makan dengan tingkat kebersihan seadanya.
Bodo lah,
yang penting makan! :D
Berbeda dengan Jatim Park 1, Jatim Park 2 itu
sejenis kebun binatang terawat. Disana areanya juga luas dan jenis binatangnya
cukup beragam.
Puas pake banget lah kita jalan-jalan disana :D.
Sumpah mati areanya
luas banget dan kita bertiga sepakat untuk merekomendasikan tempat ini bagi
semua umat manusia yang pingin jalan-jalan ke Malang. Oh ya, bahkan kita pingin
banget lhoo balik lagi kalau seluruh area kebun binatangnya sudah terisi,
karena kemarin itu ada beberapa yang belum lengkap binatangnya.
Ketika di Jatim Park 2
saya foto banyak banget binatang, tetapi yang paling favorit sih Jaguar hitam
disana. Hohoho.
Gilak!
Dia ganteng sumpah.
Suka ngeliatnya, kaya gagah
gitu deh, tipe idola saya banget :D.
Lanjut setelah dari
kebun binatangnya kita keluar dan bertemu dengan satu tempat yang seperti
museum di film Night At The Museum. Tempat tersebut berisi diorama-diorama
hewan-hewan di beberapa tempat di dunia. Selain itu juga ada beberapa kerangka
hewan yang sudah punah.
Night at the museum banget kaann??
Ohya, mba dan mas
yang jagain tempat ini seragamnya juga lucuk, kaya Indiana Jones.
Intinya, suka pake banget sama tempat ini! :D
Keluar dari museum
tersebut dengan muka masih berseri tiba-tiba kita melihat bianglala besar di
taman Jatim Park.
Tergodalah sayaa.
Saya ajak 2 teman saya dan berakhirlah
kita di dalam kotak bianglala tersebut. Liat kota Batu dari atas sambil
lagi-lagi makan roti tawar.
Seruu deehh.. :D
Setelah ketawa-ketawa
bahagia sampailah kita ke realita -jeng jeng-, yaitu cari penginapaann… Hahaha
Seperti yang sudah
saya ceritakan, kita pingin ke BNS pada malam harinya, oleh sebab itu kita mau
cari penginapan yang deket BNS aja dong yaa. Naik angkot, sampailah kita ke
deket BNS.
Ngiter-ngiter dan kita
ngga ketemu penginapan kecil dan murah :(
Huaaaaa
Yang ada malah hotel
huaaaaaa >.<
Yaudahlahyaa, kita
samperin juga tu hotel, eh kok yo harganya kepala 4, tekorlah kitaa.
Maka
berjalan lunglailah kita keluar hotel. Tak dinyana, tak diduga, tiba-tiba…
Pak satpam hotel
menghampiri kita dan meramalkan keadaan yang sedang kita hadapi, dan pak satpam
adalah peramal yang okeh punya.
Pak satpam langsung nawarin kita
penginapan kecil yang harganya cuma 150rb sekamar, sehari.
Bahagiaa
dong kitaaa :)
Jadi, penginapannya
itu seperti rumah dengan halaman luas dan jumlah bangunannya lebih dari satu.
Saya dan teman-teman mengasumsikan ini adalah rumah warisan –sotoy-. Halamannya
luas dan ada 1 bangunan rumah yang memang biasa dipakai untuk orang-orang yang
mencari penginapan murah. Bangunan tersebut bertingkat, satu lantai diisi dengan
3 kamar tidur dan satu kamar mandi. Ada TV dan juga saklar, jadi tenang aja
deh!
Kamarnya lumayan, mungkin 3X3 meter –mungkin, saya agak lupa :p- tapi
kosongan blas, cuma ada tempat tidur. Untuk kami bertiga yang emang cuma
numpang tidur, itu sih lumayan abes.
Sementara itu ibu
pemilik rumah tinggal di bangunan lain bersama keluarganya, selain membuka jasa
penginapan, si ibuk juga membuka warung nasi kecil-kecilan gitu. Dan, menurut
saya rumah ini berkah tersendiri untuk si ibuk, karena sebelahnya BNS persis.:)
Setelah istirahat dan
mandi-mandi akhirnya kita langsung cuss ke BNS. Hohoho. Lumayan rame lhoo. Ada
banyak permainan dalam skala yang lebih kecil dari dufan dan juga tingkat
keamanan yang agak meragukan. Saya lupa disana mencoba apa saja, tapi
ngga terlalu banyak sih seingat saya. Yang paling saya ingat sih cuma ke taman
lampion, sepeda udara, dan jetcoster mini yang lumayan menakutkan karena saya
parno sama safety belt-nya yang kayanya ngga safety. Huhuhu.
But, overall we
spent great time in this place.
Yaahh bisa foto-foto dan ketawa bareng itu
priceless banget menurut saya.
Itulah mengapa saya selalu merindukan masa ini :)
foto-foto di tempat-tempat tersebut saya post-kan di tempat yang terpisah ya dan nantikan cerita saya selanjutnya :)