“Love u syg q… Wlu kdua orng tua qt g stju, q msh tetep syg
n blm mau pisah ma km… Hohoohoo Love u”
Bukan bukan, ini bukan skenario sinetron di salah satu tipi
swasta. Update status facebook orang yang saya kepoin? Ohh bukaan jugaa. Emm
setengah malu saya mengakui –ehm- bahwa itu SMS dari teman dekat saya. –eeeaaaa-
Yah, bahasa awamnya pacar saya. –blushing-
Hemm mungkin jadi timbul pertanyaan tumben-tumbenan saya mau
curhat di dunia maya. Yah, saya juga bingung alasannya mengapa, tapi tiba-tiba
saya ingin berbagi cerita aja. Tentang rasa yang tidak ber-asa. –cielah- :p
Saat ini saya memang sedang dekat dengan seseorang yang
berbeda keyakinan dengan saya. –deng deng- -lagu Afgan mengalun- :p Menurut
saya ini kasus yang biasa di Indonesia. Dua manusia dipertemukan dalam sebuah
keadaan dengan perbedaan yang bagi banyak orang adalah dua tempat yang tidak
berjembatan. Perbedaan keyakinan adalah kasus yang sering diangkat ke permukaan
dan sering dijadikan sumber masalah di beberapa belahan dunia, khususnya yang paling saya rasakan, yaitu di Indonesia. Bahkan bukan rahasia bahwa banyak
sineas-sineas yang membuat film dengan dasar kasus ini.
Tanpa dinyana saya berkesempatan untuk mengalami kasus
ini secara live. Saya mengalaminya sendiri. Jujur saya memang belum serius
dengan laki-laki ini tapi sebagai manusia pada umumnya yang masih mempunyai orang tua
lengkap pasti ingin tahu pendapat orang tua mengenai hubungan yang tengah dijalin ini.
Eh dong yaa,
jawabannya negatif semua :p. Ahahahahaha -ketawa miris- Yaahh, emang udah bisa ditebak sih, tapi kok yaa pas
tau sendiri kenyataan itu tetep sedih yaa. Hehehe :p Saya iseng tanya pacar
saya, eh ternyata orang tua nya setali tiga uang sama orang tua saya. Dia malah
lebih parah, langsung disuru putus sama saya :p. Tapi ya dasar kita berdua bandel dan masih merasa masa muda untuk seneng-seneng, jadi kita mah jalan terus -maaf ya, mak :p- Masalah kapan kita pisah, ya tunggu Yang Diatas berkehendak deh, sama ketika Yang Diatas berkehendak untuk menyatukan kita. -eeeaaaa-
Anyhow, saya ngerti memang itu yang akan terjadi tapi kadang saya
masih bertanya-tanya, sebenarnya seberapa parah sih perbedaan itu? Apakah ngga
ada arsitek dan orang teknik sipil yang bisa buatin jembatan yang bisa
menyatukan dua kubu itu? Memangnya apa yang salah dengan perbedaan itu, toh
kita sama-sama masih ingat dan percaya kehadiran Sang Pencipta. Katanya kalau beda keyakinan akan
banyak masalah. Emangnya kalau keyakinannya sama jadi ngga banyak masalah? –kok
jadi emosi ya? :p-
Saya memang ngga ngerti atau mungkin saya yang terlalu polos
ya? :p Entahlaahh… Hanya saja kok saya miris ya melihat –dan kali ini
merasakan- bahwa sejumput rasa ternyata tidak cukup untuk membangun sebuah asa.
Yaahh, itu sih menurut saya saja, saya selalu berpikir bahwa
setiap perbedaan itu pasti punya jembatan untuk menyatukannya. Tapi mungkin
saya lupa bahwa membuat satu jembatan itu tidak pernah mudah. Bahkan di
beberapa kasus selalu ada tumbal dalam penyelesaian proyek pembangunan sebuah
jembatan. –mulai pindah fokus :p-
Saya ngga bisa kasih solusi apa-apa dan saya juga ngga
mungkin memaksakan pandangan saya untuk diterima pada masing-masing individu.
Setiap orang punya pandangan dan prinsip masing-masing dan tentu saya ngga
berhak untuk merubahnya. Saya hanya ingin menyampaikan kerinduan saya akan
sebuah jembatan yang bisa menyatukan dua perbedaan yang tampak begitu tak
terjangkau. Semoga saja ada seseorang yang ingin merancang jembatan itu. Yah,
semoga :D.
Oh iya, post ini juga untuk orang-orang yang bisa mengizinkan pembangunan jembatan tersebut
dan yang telah sukses berusaha keras untuk membangun jembatan itu, satu kata
deh dari saya, salut :D.
NB: gambarnya diambil dari sini http://s534.photobucket.com/albums/ee349/cookieblue12/bridges/?action=view¤t=20080501-fantasy-foot-bridge-to-hea.jpg
-Iseng di malam hari 9 Juli 2012-
aaa~ lukiii... dalem euy... (T_T)
BalasHapussedalam jurang perbedaan itu? :p
BalasHapus