Selasa, 10 Juli 2012

Dari Keraton Sampai Merapi, Dari Sejarah sampai Geografi

 #jelajahmuseum

18 Oktober 2011 (lampau yak? :p)

Ini adalah kisah pertama dari trio penjelajah museum di Yogyakarta. –deng deng- Setelah berdiskusi cukup luas –ceritanya panjang kali lebar :p-, kami memutuskan untuk melancong ke daerah utara Yogyakarta untuk membuka kisah penjelajahan kami. Nah disana kami memilih dua museum yang sudah cukup terkenal, yaitu Museum  Ullen Sentalu dan Museum Gunung Merapi. Awalnya sih kita cuma mau ke Ullen Sentalu aja karena sudah penasaran dan mumpung lagi ada uang –yak uang masuknya jauh lebih mahal dari museum biasanya- tapi melihat masih ada waktu tersisa dan tergoda plang penunjuk jalan, akhirnya pada hari itu kami menyelesaikan dua tempat secara bersamaan. Hohoho


Pasti banyak orang yang sudah mengetahui fakta penting mengenai Museum Ullen Sentalu, yaitu:
  1. Harga tiketnya lebih mahal daripada museum biasa, yaitu Rp 25.000,00.
  2. Para pengunjung tidak diperkenankan untuk foto-foto di bagian dalam museum.
Tapiii, sebenarnya semuanya terobati kookk ketika kita sampai sana, karena :
  1. Dua puluh lima ribu perak itu termasuk biaya 1 guide yang akan menemani perjalanan kita. Walaupun saya cuma bertiga, disediakan 1 orang guide yang super ciamik dalam menerangkan barang-barang apa saja yang ada di dalam museum. Kebetulan kemarin saya mendapat guide yang cukup ceriwis, mau jawab semua pertanyaan saya yang kadang ngga mutu, bersemangat, penuh dedikasi, percaya diri, supel, berbakti kepada orang tua bangsa dan negara, rajin menabung, dan menyiram bunga pastinyaa. Anyhow, saya rasa 25 ribu itu worth it sekalee dengan apa yang saya dapat di museum tersebut. Oh ya, museumnya juga rapii, selalu dibersihin, dan kamar mandinya juga memadai :D. Yah, mungkin karena milik swasta yaa jadi mereka harus bekerja keras untuk menghidupkan museum tersebut karena tidak bergantung pada subsidi –no offense loh buat pemerintah :p-.
  2. Memang di bagian dalam museum kita ngga boleh foto-foto dengan alasan hak cipta –mudahan bener- tapi mereka juga menyediakan spot-spot cantik untuk narsis dan juga kita diperbolehkan foto dulu di awal perjalanan sebelum pada akhirnya kita harus melepas kamera. Jadii yang emang banci foto jangan khawatir, kita masih bisa foto-foto di tempat yang sudah di sediakan :D. 

 
foto di awal, sebelum masuk








Mungkin ada beberapa orang yang mengira Ullen Sentalu adalah museum batik atau museum tentang keraton. Tetapi kalau saya pribadi tidak berpendapat seperti itu. Saya lebih merasa bahwa museum ini adalah museum trivia-trivia dari Keraton yang berbasiskan dari Kerajaan Mataram Islam. Di awal masuk kita memang sedikit dibukakan kembali memori tentang sejarah kerajaan di Indonesia, khususnya kerajaan Mataram Islam. Kita diceritakan mengenai silsilah dan pergerakan kerajaan ini sampai bisa pecah-pecah menjadi Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta.  Dan sedikit akan dibahas mengenai dinamika lanjutan setelah kerajaan ini dipisahkan oleh perjanjian Giyanti pada zaman VOC dahulu.

Kenapa saya mengatakan banyak trivia-trivia? Karena selanjutnya kita akan banyak disuguhi cerita-cerita dibalik tembok keraton. Diceritakan tentang sultan yang paling oye dalam memerintah, berapa selirnya, apakah beliau mengangkat permaisuri atau tidak, lalu tentang tarian-tarian yang diciptakan oleh sultan, tentang putri yang tomboy dan banyak trivia-trivia yang mungkin tidak kita temukan di buku sejarah namun sebenarnya memiliki kisah yang cukup menarik. Oh ya, satu tempat yang masih melekat adalah satu ruangan penuh surat penghiburan. Alkisah salah satu putri raja tidak dapat bersatu dengan kekasih pilihan hatinya karena status mereka berbeda –dududu, musik mengalun-. Nah, untuk menghibur hati sang putri banyak teman-teman maupun keluarga jauhnya yang mengirimkan surat-surat penghiburan untuk putri tersebut. Surat-suratnya masih dapat terbaca dan terdiri dari beberapa bahasa. Bentuknya pun unik-unik, tidak melulu persegi, namun ada yang segitiga dan ada pula yang pinggirannya dibuat bergelombang cantik :D. Ullen Sentalu juga banyak memberikan contoh-contoh perbedaan antara Yogyakarta dan Surakarta. Mulai dari jenis batiknya, gamelannya, sampai rias mantennya. –lucuk banget yaahh :D-

Selain itu di tempat ini ketika kita sudah sampai setengah jalan kita akan disuguhi minuman Ratu Mas. Penasaran sama kisahnya? Kesana aja deehhh, daripada saya dibilang spoiler tingkat tinggi :p –padahal emang udah :p-. Nah, di terakhir perjalanan kita baru kita boleh foto-foto, jadi istilahnya foto hanya boleh diambil saat awal dan akhir. Hohoho. Selain tempat yang sejuk dan menarik untuk berfoto, ada pula restoran dan toko cinderamata di akhir perjalanan kita. Emm… bocoran nih yaa restoran dan toko cinderamatanya harganya kurang bersahabat untuk saya yang notabene mahasiswi kere :p.

Saya dan Lulu lagi minum minumannya Ratu Mas

Setelah dari Ullen Sentalu saya jadi merasa lebih dekat dengan keraton. –cielah- ahahahaha. Tapiii perlu diingat juga tempatnya lumayan gede lhoo jadi siap-siap jalan jauh yaa :D.

foto di akhir perjalanan, ini Unin :D

Next destination at the same day, we went to Museum Gunung Merapi. Hohoho. Seperti namanya sudah dapat dibayangkan doong isinya kek apa. Yaahh, bukan Gunung Merapi nya juga yang ditaro situ sih. Hehehe.

Museum Gunung Merapi tampak depan

Tetapii di dalam museum itu kita bisa belajar banyak mengenai geologi dan batu-batuan. Kita diajak membuka memori kita akan pelajaran geografi saat di bangku SMP dan SMA. Di museum ini kita disuguhkan mengapa bisa terjadi letusan gunung merapi, apa saja jenis gunung merapi, sampai dimana saja letak gunung merapi di Indonesia dan di manca negara. Selain itu kita juga disuguhkan yang khusus, yaitu tentang Gunung Merapi sendiri yang berada di wilayah Yogyakarta. Disana ditampilkan beberapa mitos mengenai Gunung Merapi dan juga beberapa fakta ilmiah. Kita juga bisa tahu kapan saja Gunung Merapi ini meletus, foto-fotonya, akibatnya, dan macam-macam lainnya. Sebenarnya ada juga pemutaran filmnya tapi kita tidak bisa menonton karena ketika kita sampai sana kita hanya bertiga. Mereka baru akan memutar film tersebut jika ada 5 orang atau lebih. –semoga belum berubah ya :p- Yah, mungkin belum rezekinya kita nonton film itu. Hohoho.

Secara keseluruhan saya senang melihat museum ini karena luas dan lagi-lagi bersih :D. Terlihat cukup terawat juga, jadi hati pun bahagia melihatnya dan lagii di depannya ada lahan yang cukup luas. Saya senang aja gtu ngeliat tempat luas apalagi karena itu di daerah Kaliurang dan sedikit blasuk-blasuk jadi hawanya masih sejuk dan jarang ada kendaraan hilir mudik. Lumayan bisa istirahat dengan tenang sehabis menjelajahi 2 lantai pada bangunan museum tersebut.Dan lagii harga tiket masuk museum ini cukup bersahabat, 3 ribu rupiah saja :D. 

Dua destinasi museum telah terlewati, saatnya pulang, kembali ke masa kini dan membawa kenangan berharga akan masa lampau. Rasanya senang sudah jalan-jalan bermanfaat apalagi sampai menelisik dan membuka memori tentang pelajaran sejarah dan geografi sekaligus. Hahahaha. Kisah penjelajahan kami belum berakhir, tunggu kisah-kisah lanjutannya yah.. –kedip centil :p-    

-10 Juli 2012-

4 komentar:

  1. eh tau ga sih luk, katanya skrg harga tiket ullen sentalu Rp 50.000,00 lho.

    BalasHapus
  2. apaaa?? 50rb? wah untung kita sudah menjejakkan kaki di sana sebelum harganya naik.hoho... tapi emang bagus bgt...

    BalasHapus
  3. oya luk, aku request tulis yang night at the museum di vredeburg yaa.. sepertinya aku sudah lupa cerita bapak guide waktu itu -_-

    BalasHapus
  4. 50 rb buat yang turis luar kalee.. emm ya tapi ga tau sih seiring dengan kemajuan zaman juga ada kemajuan harga :p
    iyaa, sabar ya lu, msi panjang tulisannya. hehehe :P

    BalasHapus