Oh oh oh Trans Jogjaa

Sedikit pingin komplain sama angkutan umum yang satu ini.

Mak mak makk, knapaa juga polusinya banyak? Kenapa juga ada pintu yang ngga bisa ketututuup??

Oke oke, biar ngga disangka emosional, saya akan coba cerita sedikit tentang angkutan umum masyarakat Jogja yang satu ini, jeng jeng, Trans Jogja.

penampakaannyaa

Siapapun yang pernah ke Jogja pasti akan bertemu dengan angkot ini. Saya rasa ini angkot yang ikut termotivasi karena hadirnya TransJakarta. Konsepnya mirip sekali, dengan harga yang sedikit lebih murah Rp 3.000,00 saja. Dengan mengeluarkan uang sebesar itu kita bisa jalan-jalan sampai Prambanan. Hohoho.

Tapi tapi tapi, makin kesini makin miris aja ngeliat penampakan dari angkot ini. Gimana tidak, coba kita bahas pengeluhan -bahasa apa lagi?- saya mengenai Trans Jogja.

1. Lamaa pisaaann. Seriuss banget! Saya pernah terlambat sedetik untuk naik TransJogja terus saya harus nunggu bus selanjutnya, dan dihitung-hitung hampir setengah jam aja doong nunggunya :(. Sedih banget kan yaa. Hal ini membuat saya jadi kesulitan menghitung waktu tempuh jika saya mau ke suatu tempat, agar tidak telat atau tidak kecepetan. 
2. Perawatannya terasa kurang! Kenapah kenapah saya bilang gituu? Kalau masalah AC yang mungkin terasa kurang dingin atau mungkin tempat duduk yang terasa kurang empuk, saya sih ngga papa yaa. Tapii, kalau kejadiannya adalah pintu bus yang tidak bisa menutup, apa kataa duniaa?? Itu kalau ada yang kebawa angin terus mabur dan tak kembali gimanaa dong? -suka ngga santai-
3. Polusinyaa. Mamaakk, ini yang paling ajib menurut saya. Secara saya juga pengendara motor, jadilah saya sering 'dikentutin' sama Trans Jogja :(. Sediih banget kan ya? Bahkan ada teman saya yang membandingkan TransJogja dengan Bus Jakarta-Bekasi yang mempunyai trayek lebih panjang tapi asap pembuangannya terasa lebih bersih atau sama kotornya dengan Trans Jogja. Nah kaya gini yang bikin pertanyaan apakah ada pemeriksaan emisi secara berkala untuk angkutan umum ini atau yaudah dibiarin aja selama bertahun-tahun.

 Hemmm begitulah sedikit curhatan saya dan sebenarnya curhatan beberapa teman saya.

Saya sempat berpikir, jujur ini hanya pikiran saya saja ya. Bisa ngga sih kalau dikembangkan aja alat transportasi umum dalam bentuk Trans Jogja ini dengan lebih baik lagi? Jadi armadanya dibanyakin, dilakukan perawatan berkala, seminim minimnya 6 bulan sekali di cekbicek keadaan busnya, kalau ada yang perlu diperbaiki ya diperbaiki. Terus diperluas juga trayeknya. 

Kalau memang memungkinkan, sebenarnya bus-bus dalam kota yang seperti Kopaja itu dihapus aja gapapa deh. Mungkin supir-supirnya bisa di-training untuk jadi lebih baik lagi dan dijadikan supir TransJogja. Kenek-keneknya kan juga bisa jadi semacam satpamnya gitu.

Nah, nanti mungkin disisakan bus-bus selain TransJogja yang memang trayeknya jauh ke desa-desa.

Kesannya gampang ye?

Hahahaha, ya kalau susah maaph deh, maklum orang awam dan gampangan, jadi suka mikirnya sempit gini. Hahahaha.

Tapiii ada baiknya juga dipertimbangkan sih.

Kenapa begitu?

Yaa semua manusia juga tau kalau Jogja merupakan salah satu tempat wisata di Indonesia yang menjadi tujuan favorit para pelancong baik dari dalam maupun luar negeri.

Daan, semua manusia juga tau kalau pelancong itu ngga semuanya berada dan turah uang, ada juga yang tipe-tipe backpacker atau para pelancong kere hore yang tetep pingin liburan walaupun uang mepetpetpet. Alat transportasi umum yang murah meriah, mudah, dan aman adalah harta yang berharga untuk mereka. Harta = investasi.

Kalau kita bisa investasiin hal itu pasti oke banget jadinya.

Dibayangan saya sih bakal banyak orang yang datang ke Jogja dengan modal nekat tapi merasa sudah aman karena ada alat transportasi yang murah meriah, aman, dan jangkauannya luas.

Ketika hal itu bisa tercapai, kota Jogja bener-bener bakal jadi kota wisata kesayangan :D. -sotoy-