Ceritaku bukan Ceritamu: Light House, Light My Day

disclaimer: postingan ini cukup panjang, maka ada baiknya disambi makan, minum, atau apa aja boleehh :p

Seperti diketahui seluruh umat manusia di belahan Indonesia, bahwasanya pada tanggal 15 sampai 18 November kemarin adalah loong weekend. Hohohoho –ketawa anggun-

Nah, karena ceritanya saya mau ikut memeriahkan perayaan long weekend tersebut, saya pun mengatur jadwal untuk jalan-jalan bersama teman-teman. Dipilihlah tanggal 16 November untuk pergi.

Bersama siapakah saya? Bersama Nilam Sari dan Meita Taurisini –aslinya Taurisina :p-.

Kemanakah saya? Deng deng MERCUSUAR.... yeeeyyy

Seperti postingan yang lalu, saya bercerita bahwa saya memang pingin balik lagi ke daerah tersebut buat main ke mercusuar. Beruntunglah kesempatan tersebut menghampiri saya –tsaaahh-.

Pada hari jumat saya dan 2 teman saya berencana kesana pagi-pagi. Dan, untuk meminimalisir ada yang telat dan bla bla, akhirnya kamis malam kita menginap di rumah Nilam Sari.

Malamnya udah gaya, mau pasang alarm pukul 5 pagi biar bisa siap-siap dan pergi pukul 6 atau setengah 7. Tapi ternyata sdara-sodara, pukul setengah 6 kita masih guling-guling di kasur aja -__-. Hohohoho wanitaa.

Setelah benar-benar bangun ternyata ibu Nilam Sari sudah menyiapkan semangkuk cilik bubur kacang ijo dan nasi goreng :3. Terus setelah makan kita juga mempersiapkan bekal.

Apakah bekal kita?

Roti tawar. Hahahahahaha.

Anti klimaks banget yak?

Pertanyaan lagi, apakah isinyaa?

Mentega, susu cair, susu milo, dan coklat yang diparut. Huahahahahak.

Apa yang ada di rumahnya Nilam Sari kita gasak deh. Hohohoho.

Jadi intinya ngga ada yang modal :D.

Sudah kenyang, berangkat doong. La la la la, terus ceritanya nyampe. Hahahahaha.

Sesampainya disana kita cari tempat parkir, celingak celinguk, akhirnya kita asal ke satu tempat yang kaya pelataran punya penduduk. Ada warung makan kecilnya juga. Ternyata boleh parkir disana yasudah kita langsung taro motor disana saja. Hohoho. Eh di depannya udah pantai. Ahahahaha.

Tapii karena niat awalnya mau ke mercusuar, akhirnya kita menuju ke mercu dulu.

Ternyata penampakan lokasinya adalah sebagai berikut: 1 mercusuar yang menjulang tinggi, ada halaman juga, plus 4 rumah yang kaya mes-mesan atau kontrakan mini, serta 1 bangunan yang ternyata aula. Mulailah kita mengedarkan pandangan mencari manusia yang bisa kita tanyain. Trus mata kita tertumbuk di kontrakan mini yang terbuka pintunya. Yaudah tanpa malu-malu kita ke pintu belakang dan ketok-ketok sambil ~~teriak~~ bilang permisi. Ada orang keluar dan ternyata lagi cuci baju, eh masnya bilang kita disuruh ke rumah sebelah atau rumah paling pojok. Yasudh, kita kesana dehh.

Sambil jalan kita tiba-tiba ngomongin bahwa dalam 1 kontrakan mini itu, sudah tersedia 1 ruang tamu yang cukuplah dan bahkan bisa muat sepeda motor, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan 1 dapur. Ngga usah tanya gimana kita bisa tau, karena 1 pintu depan atau belakang terbuka, maka terlihatlah semua isi dalam rumah. Hohohoho.

Balik lagi ke perjalanan kita, akhirnya di rumah paling pojok kita mendapatkan kunci mercusuar dan bisa masuk. Yeeyyy. Sebelumnya kita sempet nungguin bapaknya mandi di depan rumah bapaknya. Hahahaha.

Begitu masuk mercusuar tangganya muter gtu kaya tangga yang biasa buat jemuran. Yaudah kita dengan semangat 45 melaju ke atas. Lantai 1, 2, 3, mulai megap-megap. Lalu kita memutuskan untuk selalu berhenti sejenak di setiap pemberhentian untuk ngintip jendela kecil disana sambil teriak “woowww bagus yaa”

iyaa, kita semua norak. Terimakasih.

gambar pantai entah dari lantai berapa

Lanjjjuuutt sampai lantai 7, tiba-tiba... tangga menuju atasnya tangga vertikal aja doong yaaa...

Langsung deh gentar. Hahahaha

si tangga vertikal sebagian

Terus Nilam dengan sotoynya bilang “ahh paling di atas ngga bisa liat apa-apa, berarti kita Cuma sampai sini.”

Terus dua orang yang lain percaya. Hahahaha.

Tapi tiba-tiba darah muda –aseekk- saya tergelitik untuk mencoba naik. Penasaran aja gtuuhh, apalagi belum tentu saya bisa kesana lagi nanti-nanti. Dan, mulailah saya memegang tangga itu dan naik, tak lupa sebelumnya minta doa restu dan minta tolong dibawain tasnya. Hahahaha.

Sampai di atas, wooowwww ternyata bisa keluar... Terus macam di balkon tapi tingkat 8 gtuu. Dan pemandangannyaaa laut dong yaahhh. Hahahaha.

Plus saya noraknorakbergembira karena bisa liat PLTA langsung dari mata saya. Hohohoho.

Langsung deh saya ajak 2 teman saya dan mereka pun ikut naik dan ikut ber-woooww bareng saya. Hahaha

PLTA tampak atas

lampu mercu-nya

Apakah yang kita lakukan di atas??

Foto?

Udah pasti.

Selanjutnyaa?

Makan bekal aja dong kitanya di balkon mercusuar. Hahahahahakkk.

Berasa rumah sendiri, ada semilir angin, cerita-cerita bodoh, ketawa-ketawa ngga penting, mengkhayal ada psikopat, sampe ada saatnya kita sama-sama hening –tsaaahhh-.

Puas di atas? Yuk lanjut kita turun.

Ngasi uang seikhlasnya ke bapaknya tadi trus kita sok-sokan mau menjelajah jalanan yang tadi keliatan diatas. Ternyata cuma dikit jalan beraspalnya trus akhirnya kita muter balik deh. Hehehehe.

Untuk melengkapkan perjalanan kita yang sejatinya adalah ke pantai juga, maka kita menutup hari dengan makan es kelapa muda. Yeeyyy. Kita meluncur ke pantai Goa Cemara yang ngga jauh dari mercunya.

Ternyata pantainya lagi lumayan sepi, mungkin pada jumatan –sotoy-. Nah, karena memang niatnya mau makan es kelapa, maka kita langsung ke tempat makan.

Pas minta esnya ibunya bilang “Ada, eh tapi kelapanya ngga muda, mbak. Saya lagi kehabisan.” Emmm saya jawab “Tapi masi bisa dikerok?”

Ibunya “Kemarin saya sih cuma ngambil airnya.”

Trus kita liat-liatan, karena udah kadung pengen yaudah deh kita tetep pesen. Hohohoho.

Pas kloter pertama dateng, datanglah 2 buah kelapa dan kelapanya masih ijo, yaudah saya dengan jumawa bilang “wah, aku pikir kelapanya udah coklat, masih ijo kok lumayan.”

Trus saya coba kerok “Masi enak kok dikerok kelapanya.”

Ngga taunya Nilam ngga seberuntung saya, dia bilang “Aduh, punyaku keras.”

Sampe mental-mental cobaa dia ngeroknya. -__-“

Kasihan Nilam.

Bagaimana nasib Meita?

Lagi ngomong-ngomong kelapa coklat tiba-tiba saya liat di dapur ibunya lagi nyiapin kelapa yang udah coklat.

Shock lah saya.

Sambil melotot saya colek-colek Meita “Meitaa Meitaa”.

Trus dia liat kelapa coklat yang saya maksud dan ntah kenapa kita sama-sama nahan ketawa.

Perasaan kita sama-sama kuat bahwa kelapa itu adalah kelapa untuk Meita.

Dan terjadilah.

Itu emang kelapa buat Meita. Hahahahaha.

Kita sempet ketawa-ketawa sampe perut sakit dan akhirnya karena –lagilagi- udah kadung pengen, yaudah dimakan aja. Ternyata emang kelapanya Nilam paling keras, sumpah sampe muncrat-muncrat dia ngeroknya. Saya yang kasihan karena kelapa saya paling normal akhirnya memberikan sedikit kelapa muda kerokan saya. Hohohoho.

Nah, lagi-lagi nih pas saya udah mau habis dan Nilam masih berusaha kerookk teruuss, tiba-tiba Nilam nyeletuk. “Loh Mei, kamu kok udah anteng aja?”

Jawaban Meita “Kelapanya udah habis.”

Huahahahahahhakkkk

Kasihan kamu nak, kasihaan.

Sungguh.

Karena Nilam kasihan, dia juga ikut memberikan kelapa kerokannya.

Selesai dengan kelapa masing-masing kita pun pulang dengan hati riang namun perut kembung. Hohoho.

Sesampainya kita di rumah Nilam, apakah yang menyambut kita??

Film Ada Apa Dengan Cinta dong yaa...

Jadi, itu film ditayangin ulang sama Kompas TV. Karena kita demen sama ~~Nicholas Saputra~~ filmnya makanya kita pun dengan sukaria nonton sambil berisik ngomentarin. Hohoho.

Dann, saya baru nyadar ternyata di film AADC ada adegan Cinta naro telunjuknya ke Rangga.

Itu loohh adegan sejuta film dimana tokoh 1 berusaha membuat tokoh 2 ngga bicara lagi karena tokoh 2 membicarakan hal yang sedih.

Adegan ini dilakukan tokoh 1 dengan menempelkan telunjuknya ke bibir tokoh 2 sambil bilang “ssttt” tapi bilangnya harus romantis, jangan kaya orangtua mau diemin anak kecil.

Tentu saja adegan ini membuat kita bertiga saling memandang, mencoba mencari pendapat yang sama, dan tertawa terbahak-bahak. Hahahahaha.

Kenapaaa siiihhh adegan itu jadi paporit semua sutradara??? Kenaapaaa?? Kenaapaa??

Oke. Selesai.

Untuuung Cinta dan Rangga segar di mata, jadi dimaafkan deh. Hehehe.

Dan sumpah saya bener-bener breathless pas liat tatapan mata mas Nico.

Hemmm yummy bener siihh??

Ternyata hari yang indah tersebut memang ditutup dengan menonton AADC, selanjutnya kita bablas tidur. Hohhoho.

Aahhh senaang bisa naik mercu, senang bisa senang-senang sama kalian. Jangan bosen-bosen yaa :D.