Jalan-jalan bareng, kerja tugas bareng, bobo bareng –karena tugas-, berenang-berenang bareng, makan bareng, karaoke bareng, ketawa bareng, stress bareng, nulis bareng. Waahhh… semuanya bareng ya. Ngga nyangka tiga tahun pun berlalu dan saat ini kita dihadapkan pada kenyataan bahwa kita harus bisa menempuh jalan sendiri. Udah ngga bisa lagi pilih mata kuliah yang bareng, ngga bisa pilih judul skripsi bareng –yaiyalah-, ngga bisa ngerjain skripsi bareng. Tapii kita masih bisa seneng-seneng bareng sebagai mahasiswa sebelum salah satu dari kita pake toga. –tsaah- Yah, memang realitanya mulai saat ini kita harus memulai untuk mencari batu pijakan kita masing-masing. Walau jari kita masih saling terkait namun kita pasti berpijak pada batu yang berbeda.
Hemm… pasti bingung ya, orang yang ngga sesensitif saya, orang yang seselengekan saya, orang yang harus beli ‘vacuum cleaner’ kaya saya tiba-tiba bisa nulis kaya gini. Hehehe. Ntahlah, rasanya bahagia bisa ketemu temen. Temen yang sebenarnya nampaknya ngga ada tapi kenyataannya ada. Temen yang ngga pernah ngumbar-ngumbar kata sayang tapi saya tau kamu semua ada. Temen yang kadang bisa menguatkan saya tanpa mereka ketahui. Teman yang bisa buat saya pusing karena kelakuannya, kisah cintanya, pikirannya berbeda dengan saya. Temen yang bisa membuat saya tertawa, marah, kecewa, bahagia dalam kurun waktu yang bagi beberapa orang terasa singkat. Temen yang buat saya bisa bilang bahwa temen kuliah ngga semuanya ‘busuk’. Masih ada beberapa orang yang mau ada buat kita tanpa memikirkan untung ruginya dan hanya berlandaskan sebuah kenyamanan. Dan satu hal yang saya senang, kita tetap membiarkan satu sama lain dari antara kita mempunyai kehidupan lain di luar sana. Ada kata pengertian walau mungkin terkadang kita tidak sepemikiran. Ada banyak hal juga yang tidak kita lakukan bersama-sama. Dan rasanya bahagia punya tali yang tidak mengikat. Diperhatikan tapi tidak dikekang.
Banyak hal yang bisa saya kenang dalam satu lingkaran ‘setan’ ini. Banyak hal yang bisa saya pelajari dari lingkaran ‘setan’ ini. Mungkin saya sering memperkeruh suasana dalam lingkaran ini. –katanya otak saya kotor - Tapi yah, beginilah. Hehehe.
Kata Ontin “as like we will not grow old” –lagunya Lenka-
Kalau kata terakhir saya –di post ini- buat kamu “I never say that I’ll always be with you forever but I’ll do my best when I’m with you”
Cielah…. Hahahaha…
Sampai jumpa lain waktu :) :) :)
-padahal besoknya udah jumpa juga. Postingan yang lebay. :p-
(oh ya, mungkin ada yang sakit hati kalau baca postingan ini, ntah dengan alasan apa. Maaf, tapi saya hanya manusia biasa yang masih belajar memahami, masih egois, dan suka khilaf dalam laku dan kata :))
..ngga bersambung..
ini bukan kisah sinetron, tapi bagaimana hidup menjadi seperti rollercoaster :)
Selasa, 30 Agustus 2011
Spinpop (Part2)
Fatikhah Kutilang-ku. Orang yang selalu saya jemput setiap mau pergi ke kampus. –kapan saya juga dijemput? - Tukang tidur yang kadang meresahkan banyak umat manusia. Tapi email-nya juga selalu dinanti walau suka dibuka nanti. Hahaha. Pasti setelah hari ini email saya tidak akan dipenuhi namanya lagi. Hahaha :p. Ingat Fatikhah ingat Soleha. Bahkan terkadang saya menganggap bahwa soleha jauh lebih disayangi daripada Fath. Mungkin kalau soleha ngga ada Fath udah terdampar di samping sungai depan MasKam. Hahahaha –ketawa licik- Tapi tenang Fath, hadirmu selalu membawa atmosfer baru, atmosfer untuk jailin kamu. Hahaha :p
Lulu Brownies-ku. Hahahaha. Bibi Lung. Kata Mami kamu anaknya yang paling lurus. Tapi mami lupa kalau kamu adalah partner-ku dalam malaikat bertanduk. Hehehe. Gadis hitam manis berambut panjang setengah ikal ini –panjang bener yak?- adalah orang yang bisa mengerti ucapan saya. Hahaha. Literally loh! Dia bisa ngerti ucapan saya dan menuangkannya dalam tulisan yang mudah dibaca. Hidup, bibi Lung!!! Paling suka kerja kelompok sama Lulu untuk bagian ini. Dia bisa menjadi asisten saya untuk menuliskan apa yang sudah dilisankan. –tsaah- Tapi sayang mulai semester 3 kita jadi jarang bertemu. Kita dipisahkan oleh sebuah kata ‘konsentrasi’. Tapi tali batin kita tetap sulit untuk diputuskan –cieehh-. Oiya, satu yang saya anggap keren dari manusia ini. Lulu tetap mau masuk media walau temen-temen lainnya di komstra. Kamu hebat, nak! Hidupmu lurus! Hidup, salak… -terlihat ga nyambung -
..bersambung..
Lulu Brownies-ku. Hahahaha. Bibi Lung. Kata Mami kamu anaknya yang paling lurus. Tapi mami lupa kalau kamu adalah partner-ku dalam malaikat bertanduk. Hehehe. Gadis hitam manis berambut panjang setengah ikal ini –panjang bener yak?- adalah orang yang bisa mengerti ucapan saya. Hahaha. Literally loh! Dia bisa ngerti ucapan saya dan menuangkannya dalam tulisan yang mudah dibaca. Hidup, bibi Lung!!! Paling suka kerja kelompok sama Lulu untuk bagian ini. Dia bisa menjadi asisten saya untuk menuliskan apa yang sudah dilisankan. –tsaah- Tapi sayang mulai semester 3 kita jadi jarang bertemu. Kita dipisahkan oleh sebuah kata ‘konsentrasi’. Tapi tali batin kita tetap sulit untuk diputuskan –cieehh-. Oiya, satu yang saya anggap keren dari manusia ini. Lulu tetap mau masuk media walau temen-temen lainnya di komstra. Kamu hebat, nak! Hidupmu lurus! Hidup, salak… -terlihat ga nyambung -
..bersambung..
Spinpop (Part1)
Tanggal 8 Juni 2011 (asikk tanggalnya saya suka.hehe).
Hey, sadar ngga sih? Ini hari terakhir kita bisa duduk sama-sama loh di kelas. Hari terakhir kita berbagi tawa bersama di kelas. Hari terakhir kita bertukar cerita di kelas. Hari terakhir kita,, kuliah sama-sama. (pake musik sok melow :p) Kalau kuliah sih mungkin masih ada yang mau kuliah semester depan, kalau ruang kelas sih mungkin ada yang masih mau main-main ke ruang kelas. Tapii kayanya bakal ngga ada lagi kata “sama-sama” di kelas ya? Hahahaha.
Besok udah UAS terakhir kita sama-sama. Kemarin hari terakhir kita presentasi sama-sama. Minggu lalu hari terakhir kita ngerjain tugas sama-sama. Yah, emang tidak terasa waktu terus berlalu dan kegiatan akademik yang kita biasa lakukan sama-sama pun akan berlalu juga.
Ontin B1… ahahaha. Teman pertama saya. Manusia pintar nan cerdas yang bisa terperangkap dalam lingkaran setan pertemanan kami. Hahaha. Baik hati karena tidak pilih-pilih teman kaya saya. Hehehe :p Tapi sering menimbulkan tanda tanya di benak kami tentang bagaimana ia bisa membangun sebuah relationship. –well, itu urusan pribadi si. Hehe :p- Pernah bilang “Apakah kira-kira persahabatan kita akan bertahan?”
Unin Kenari-ku. Sesosok mahkluk kecil, mungil, cewek banged. Membuat teman-teman di sekitarnya ingin melindungi dia tanpa diminta. Manjanya terlihat amat halus. Sehalus hatinya yang menurut saya sukar untuk dibenci orang lain –tsaah-. Namun karena ketenangannya, ia bisa mendapatkan predikat mami-nya anak-anak. Anak kembar yang selalu saya gotong kemana-mana kalau saya ngga punya temen saat nonton acara-acara, makan bareng, curhat bareng. Hohoho. Dibalik kebiasaannya untuk mengeluarkan sedikit kosakata saat berbicara, ia punya segudang kosakata aneh yang terkadang membuat orang lain tertohok –paling sering saya - Kenari-ku juga akan selalu mengingatkanku pada Renggali 3 dan kos kebugaran. Yipiiee.
Ocha Kiwi-ku. Temen paling tukang cerita diantara semua temen yang saya sebutkan. Hahaha. Tapi ntah mengapa kita tidak pernah rebutan cerita tapi selalu mengambil nomor antrian buat gantian cerita. Di saat kita berdua mulai membuka mulut, sulit sekali untuk mengatupkannya. -ini berlaku dua hal, bicara dan makan. Ckckck- Teman yang menyenangkan untuk diajak membeli makanan. Emm, sebenarnya agak merepotkan juga karena kita berdua suka semua makanan dan sangat lapar mata. Hohoho. Rela membagikan seseorang yang berdiam di hatinya untuk menjadi anggota bayangan di setiap kelompok kita. –cielah :p-
..bersambung..
Hey, sadar ngga sih? Ini hari terakhir kita bisa duduk sama-sama loh di kelas. Hari terakhir kita berbagi tawa bersama di kelas. Hari terakhir kita bertukar cerita di kelas. Hari terakhir kita,, kuliah sama-sama. (pake musik sok melow :p) Kalau kuliah sih mungkin masih ada yang mau kuliah semester depan, kalau ruang kelas sih mungkin ada yang masih mau main-main ke ruang kelas. Tapii kayanya bakal ngga ada lagi kata “sama-sama” di kelas ya? Hahahaha.
Besok udah UAS terakhir kita sama-sama. Kemarin hari terakhir kita presentasi sama-sama. Minggu lalu hari terakhir kita ngerjain tugas sama-sama. Yah, emang tidak terasa waktu terus berlalu dan kegiatan akademik yang kita biasa lakukan sama-sama pun akan berlalu juga.
Ontin B1… ahahaha. Teman pertama saya. Manusia pintar nan cerdas yang bisa terperangkap dalam lingkaran setan pertemanan kami. Hahaha. Baik hati karena tidak pilih-pilih teman kaya saya. Hehehe :p Tapi sering menimbulkan tanda tanya di benak kami tentang bagaimana ia bisa membangun sebuah relationship. –well, itu urusan pribadi si. Hehe :p- Pernah bilang “Apakah kira-kira persahabatan kita akan bertahan?”
Unin Kenari-ku. Sesosok mahkluk kecil, mungil, cewek banged. Membuat teman-teman di sekitarnya ingin melindungi dia tanpa diminta. Manjanya terlihat amat halus. Sehalus hatinya yang menurut saya sukar untuk dibenci orang lain –tsaah-. Namun karena ketenangannya, ia bisa mendapatkan predikat mami-nya anak-anak. Anak kembar yang selalu saya gotong kemana-mana kalau saya ngga punya temen saat nonton acara-acara, makan bareng, curhat bareng. Hohoho. Dibalik kebiasaannya untuk mengeluarkan sedikit kosakata saat berbicara, ia punya segudang kosakata aneh yang terkadang membuat orang lain tertohok –paling sering saya - Kenari-ku juga akan selalu mengingatkanku pada Renggali 3 dan kos kebugaran. Yipiiee.
Ocha Kiwi-ku. Temen paling tukang cerita diantara semua temen yang saya sebutkan. Hahaha. Tapi ntah mengapa kita tidak pernah rebutan cerita tapi selalu mengambil nomor antrian buat gantian cerita. Di saat kita berdua mulai membuka mulut, sulit sekali untuk mengatupkannya. -ini berlaku dua hal, bicara dan makan. Ckckck- Teman yang menyenangkan untuk diajak membeli makanan. Emm, sebenarnya agak merepotkan juga karena kita berdua suka semua makanan dan sangat lapar mata. Hohoho. Rela membagikan seseorang yang berdiam di hatinya untuk menjadi anggota bayangan di setiap kelompok kita. –cielah :p-
..bersambung..
“He is not my man but he is a man who stays in my heart”
Waktu pulang dari suatu tempat menuju ke rumah saya, tiba-tiba saya teringat seseorang yang sedang dekat dengan saya –terimakasih Tuhan dia laki-laki :p- mengatakan hal ini “Yah, karena itu aku jadi jarang SMS kamu. Aku sering ada di atas motor sekarang.” –sebenernya saya berasa ngomong sama tukang ojeg waktu itu :p-
Jujur awal denger kata-kata itu saya jadi geli sendiri. Tampaknya dia belum mengenal saya dengan baik. Saya bukanlah wanita yang senang di SMS setiap waktu, setiap detik, menit, dan jam. Saya bukanlah wanita yang perlu perhatian khusus sehingga setiap waktu yang berjalan saya harus tau dia sedang dimana, berbuat apa, dan dengan siapa. Bukan, saya bukan wanita seperti itu. Namun saya juga tidak menutup kemungkinan bahwa saya wanita yang butuh perhatian dan dimanja –kaya 9 bahan pokoknya Thomas Djorgi- tetapi tentu sesuai kadarnya. Saya hanya perlu di SMS sekali dalam sehari aja cukup. Cukup memberi tahu kabarnya gimana, bagaimana moodnya sehari ini, ada gosip apa hari ini –yah, saya memang hobi cerita apapun- dan begitu pula saya akan menanggapinya. Hmm… mungkin saya memang bukan termasuk wanita posesif.
Sebenarnya saya sering terganggu dengan ungkapan orang-orang di sekitar saya yang mengatakan dia itu cowokku, lelakiku, atau priaku –klo mau lebih geli lagi-. Saya selalu merasa bahwa saya tidak pernah pantas mengambil seseorang dan mencapnya sebagai milik saya. Tidak. Saya selalu mengatakan dia bukan milik saya, dia milik semua orang, dia milik Tuhan yang sudah memberikan nafas kehidupan padanya.
Maka dari itu saya sering bingung kalau ditanya “dia cowomu kan?” Eh, ajigile siapa gw? –batin saya- Emaknya bukan, babenya bukan, berani bilang kaya gitu. Sementara emaknya aja pasti kalo ngomong “dia anak saya” bukan “dia cowo saya”.
Hahahaha saya memang bukan orang yang pandai berbahasa. Saya juga tidak tahu kenapa orang bisa dengan mudahnya mengklaim seseorang menjadi miliknya dan dengan kata jenis kelamin di depannya. Saya sungguh tidak tahu dan tidak mengerti. Dan jujur saya merasa sedikit terganggu –mohon maaf kalau ada yang tersinggung, sungguh saya ngga maksud apa-apa-
Lalu di malam itu tiba-tiba terpikirlah satu kalimat yang pas menggambarkan isi hati saya “he is not my man but he is a man who stays in my heart” –dia bukan cowoku tapi dia cowo yang ada di hatiku- Emm… mungkin kedengeran agak norak ya tapi ntah mengapa kalimat itu bisa mewakilkan isi hati saya. Ketika saya tidak pernah mau mengatakan “dia cowoku” bukan berarti saat itu saya tidak sayang dengannya atau tidak punya perasaan dan hubungan khusus dengannya tetapi yang terjadi adalah saya sayang dengannya dan dia yang ada di hati saya sekarang namun saya merasa benar-benar tidak pantas untuk mengatakan dia lelaki saya. Hohoho –bersemu-
11 April 2011
Petunjuk
Asam Manis Rasa
Hoy
Ceritaku bukan ceritamu.
Hehehe. Sekilas judul ini mengingatkan saya pada sinetron Indonesia berjudul “Anakmu bukan anakku atau anakku bukan anakmu”. Ah, ntahlah yang jelas ada anak-anaknya. Hehe.
Blog ini sebenarnya hanya direkonstruksi ulang sama teman saya. Dulunya saya ingin membuat blog yang hanya menceritakan pengalaman-pengalaman saya menonton suatu pertunjukan, film, atau apapun itu. Tapi karena akhirnya saya menyadari terkadang tulisan kita suka menginspirasi orang lain atau mungkin bisa menguatkan orang lain –pede- atau sekedar memberikan selingan bacaan bagi orang lain, maka saya memutuskan untuk menuliskan apa yang ingin saya tuliskan. Bukan menulis dengan dibatasi sesuatu tetapi menulis ketika saya memang ingin menulis.
Tapi sepertinya saya tetap harus berdoa supaya saya selalu mood menulis. Haha :p Hemm… kenapa di awal saya menulis ceritaku bukan ceritamu? Tentu karena di blog ini semua cerita yang ada adalah cerita yang saya alami bukan yang anda alami. Pemikiran-pemikiran yang ada pun sepenuhnya pemikiran saya bukan pemikiran anda. Jadi kalau ada satu atau dua pemikiran yang bertentangan, tidak perlulah anda mengerutkan dahi dan bertanya-tanya siapa yang benar siapa yang salah. Duh, itu mah zaman kita SD deh, sekarang saatnya kita membuka mata, hati, pikiran, dan rasa kita untuk melihat sisi lain dari kehidupan dan belajar menerima perbedaan. Cielah. -salam muah muah selalu ceria :*-
Hehehe. Sekilas judul ini mengingatkan saya pada sinetron Indonesia berjudul “Anakmu bukan anakku atau anakku bukan anakmu”. Ah, ntahlah yang jelas ada anak-anaknya. Hehe.
Blog ini sebenarnya hanya direkonstruksi ulang sama teman saya. Dulunya saya ingin membuat blog yang hanya menceritakan pengalaman-pengalaman saya menonton suatu pertunjukan, film, atau apapun itu. Tapi karena akhirnya saya menyadari terkadang tulisan kita suka menginspirasi orang lain atau mungkin bisa menguatkan orang lain –pede- atau sekedar memberikan selingan bacaan bagi orang lain, maka saya memutuskan untuk menuliskan apa yang ingin saya tuliskan. Bukan menulis dengan dibatasi sesuatu tetapi menulis ketika saya memang ingin menulis.
Tapi sepertinya saya tetap harus berdoa supaya saya selalu mood menulis. Haha :p Hemm… kenapa di awal saya menulis ceritaku bukan ceritamu? Tentu karena di blog ini semua cerita yang ada adalah cerita yang saya alami bukan yang anda alami. Pemikiran-pemikiran yang ada pun sepenuhnya pemikiran saya bukan pemikiran anda. Jadi kalau ada satu atau dua pemikiran yang bertentangan, tidak perlulah anda mengerutkan dahi dan bertanya-tanya siapa yang benar siapa yang salah. Duh, itu mah zaman kita SD deh, sekarang saatnya kita membuka mata, hati, pikiran, dan rasa kita untuk melihat sisi lain dari kehidupan dan belajar menerima perbedaan. Cielah. -salam muah muah selalu ceria :*-
Langganan:
Postingan (Atom)