Senin, 07 September 2015

Bali Trip Part 1

Saya kembali.. dengan cerita maha panjang mengenai trip seru-seruan ala saya. Hohoho.

Emangnya abis ngapain sih? 
Jadi, ceritanya dari tanggal 10 febuari 2015-16 Febuari 2015 kemarin saya berkesempatan menyambangi pulau dewata dengan transportasi darat yang sambung menyambung seperti apa yang sudah saya cita-citakan selama hampir setahun yang lalu. Hohoho.

Apakah kali ini saya bersama geng picnickers? 
Sayangnya tidak, saya bersama seorang partner yang setelah ini saya panggil dengan nama Partner In Crime (PIC). Kami berdua memang pingin banget coba-coba ke Bali naik jalur darat yang sambung menyambung atau kalau di dunia maya lebih dikenal dengan nama ala backpacker. Nah walau kepinginnya udah dari 2013 akhir, eh kesampaiannya awal 2015. 
Yagapapalah... udah kesampaian aja udah syukur. Hohoho
Jadi ceritanya gimana sih?

9 Febuari 2015
Setelah saya resmi tidak punya pekerjaan yang mengikat, saya piinggiinn banget liburan. Mumpung ada waktu dan uang, saya langsung pingin merealisasikan mimpi terpendam dari beberapa tahun yang lalu. Yup. Pergi ke Bali ala ala backpacker. Saya merencanakan untuk pergi tanggal 10 febuari, hari selasa. Udah cekcek harga kereta, harga ferry, memperkirakan dengan sotoy harga bus, sampaii menghubungi teman saya di Bali buat nebeng di rumahnya. Hohoho. Akhirnya semua fix, dan terakhir saya mengajak PIC. Jika memang mimpi kami masih sama ya berarti saya ada temannya. Kalau ngga, yaa terpaksa sendirian *sok kuat*. Eh ternyata untuk yang satu ini mimpi kami masih sama! *halah*.

10 Febuari 2015
Saya rasa udah banyak yang tau jalur perjalanan ke Bali seperti yang sudah saya lalui. Bahkan banyak para pemuda hardcore zaman sekarang yang sampai Lombok dengan cara ini. Dalam hati saya cuma pengen bilang “berkatilah pantat mereka ya Tuhan”. 
Yaa abiiss, kalau mau pake cara ini harus punya pantat yang prima dan dalam kondisi yang maksimal! *lebay*
Saya ceritain yaa kronologisnya kaya biasa. Pagi hari jam 7 kurang saya melaju dari daerah Maguwo. Saya akan naik kereta api Sri Tanjung dari Stasiun Lempuyangan. Jadwal keretanya jam 7.20. Sekarang harga tiket Sri Tanjung, jangan dikira murah meriah. Sekarang tiketnya berkisar 110-170 ribu. Rodo paiitt. Untungnya keretanya on time dan kami pun ngga terlambat. 
Akhirnya dimulailah perjalanan ke timur, menuju Banyuwangi. Perkiraannya sih nyampe Banyuwangi jam 20.30 malam. 
Lucunya, pas saya cerita ke PIC, dia langsung melotot, dia pikir perjalanannya cuma 8 jam. Stress lah dia, secara dia paling ngga bisa tidur di kereta atau bus. Bawaannya curigaan dan waspadaan. Beda banget sama saya, sekali nempel, langsung moloor. Hohoho.
Setelah menghabiskan kurang lebih 13 jam di kereta, akhirnya sampailah ke Banyuwangi. Lalu kami berdua jalan kaki menuju pelabuhan. Disinilah kelabilan pertama dua insan manusia. Ada yang bilang carilah bus dari Banyuwangi, ada lagi yang bilang carilah di dalam ferry, eh ada lagi yang bilang cari saat sudah sampai Gilimanuk. 
So, how about us? 
Pertamanya udah yakin tuh mau langsung masuk pelabuhan, naik ferry sendiri terus nyari bus di Gilimanuk. Tapi tiba-tiba ada ibu-ibu yang nyaranin supaya kami nyari bus dari Banyuwangi aja biar ngga rumpik di Gilimanuk. Nah, kan labil deh kitee. Yaudah akhirnya kami memutuskan kalau seandainya bus yang ngetem deket pelabuhan oke harganya kami naik dari sana, kalau ngga kami mau naik ferry sendiri aja.
Ternyata eh ternyata, kami pada akhirnya malah makan di dekat pelabuhan. Hahahaha. Agak ngga nyambung sih, gegara kami liat bus ke Denpasarnya penuuuhh banget sampek berdiri-diri. Yaudah  mending makan dan naik ferry sendiri. Setelah perut kenyang, kami beli tiket ferry. Sejujurnya saya lupa berapa harga tiketnya, tapi ngga nyampe 15 ribu kok. Trus setelah sampai Gilimanuk jangan lupa kalau ada pemeriksaan KTP. Jadi bersiaplaahh.. 
Setelah itu langsung cari bus ke arah Denpasar. Nunggu busnya ngetem lamaaa bangeeett, bener-bener kesabaran kami diuji *halah*. Yaahh akhirnya kami nyampai di Denpasar pagi-pagi dan dijemput oleh Galih dan bapaknya. 

11 Febuari 2015
Setelah sampe rumah omnya Galih yang kosong, kami lanjut bobok sebentar trus mencoba jalan-jalan ke pantai Tanjung Benoa dan pantai Pandawa. Sayangnya sempet hujan jadinya cepet-cepet pulang deh. Malamnya kami macak turis cari jalan lewat GPS ke Pantai Kuta. Jalan-jalan sepanjang jalan dan ditutup dengan makan Ayam betutu hohoho.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar