Saya kembali.. dengan cerita maha panjang mengenai
trip seru-seruan ala saya. Hohoho.
Emangnya abis ngapain sih?
Jadi, ceritanya
dari tanggal 10 febuari 2015-16 Febuari 2015 kemarin saya berkesempatan
menyambangi pulau dewata dengan transportasi darat yang sambung menyambung
seperti apa yang sudah saya cita-citakan selama hampir setahun yang lalu.
Hohoho.
Apakah kali ini saya bersama geng picnickers?
Sayangnya tidak, saya bersama seorang partner yang setelah ini saya panggil
dengan nama Partner In Crime (PIC). Kami berdua memang pingin banget coba-coba
ke Bali naik jalur darat yang sambung menyambung atau kalau di dunia maya lebih
dikenal dengan nama ala backpacker. Nah walau kepinginnya udah dari 2013 akhir,
eh kesampaiannya awal 2015.
Yagapapalah... udah kesampaian aja udah syukur.
Hohoho
Jadi ceritanya gimana sih?
9 Febuari 2015
Setelah saya resmi tidak punya pekerjaan yang
mengikat, saya piinggiinn banget liburan. Mumpung ada waktu dan uang, saya
langsung pingin merealisasikan mimpi terpendam dari beberapa tahun yang lalu.
Yup. Pergi ke Bali ala ala backpacker. Saya merencanakan untuk pergi tanggal 10
febuari, hari selasa. Udah cekcek harga kereta, harga ferry, memperkirakan
dengan sotoy harga bus, sampaii menghubungi teman saya di Bali buat nebeng di
rumahnya. Hohoho. Akhirnya semua fix, dan terakhir saya mengajak PIC. Jika
memang mimpi kami masih sama ya berarti saya ada temannya. Kalau ngga, yaa
terpaksa sendirian *sok kuat*. Eh ternyata untuk yang satu ini mimpi kami masih
sama! *halah*.
10 Febuari 2015
Saya rasa udah banyak yang tau jalur perjalanan
ke Bali seperti yang sudah saya lalui. Bahkan banyak para pemuda hardcore zaman
sekarang yang sampai Lombok dengan cara ini. Dalam hati saya cuma pengen bilang
“berkatilah pantat mereka ya Tuhan”.
Yaa abiiss, kalau mau pake cara ini harus
punya pantat yang prima dan dalam kondisi yang maksimal! *lebay*
Saya ceritain yaa kronologisnya kaya biasa.
Pagi hari jam 7 kurang saya melaju dari daerah Maguwo. Saya akan naik kereta
api Sri Tanjung dari Stasiun Lempuyangan. Jadwal keretanya jam 7.20. Sekarang
harga tiket Sri Tanjung, jangan dikira murah meriah. Sekarang tiketnya berkisar
110-170 ribu. Rodo paiitt. Untungnya keretanya on time dan kami pun ngga
terlambat.
Akhirnya dimulailah perjalanan ke timur, menuju Banyuwangi.
Perkiraannya sih nyampe Banyuwangi jam 20.30 malam.
Lucunya, pas saya cerita ke
PIC, dia langsung melotot, dia pikir perjalanannya cuma 8 jam. Stress lah dia,
secara dia paling ngga bisa tidur di kereta atau bus. Bawaannya curigaan dan
waspadaan. Beda banget sama saya, sekali nempel, langsung moloor. Hohoho.
Setelah menghabiskan kurang lebih 13 jam di
kereta, akhirnya sampailah ke Banyuwangi. Lalu kami berdua jalan kaki menuju
pelabuhan. Disinilah kelabilan pertama dua insan manusia. Ada yang bilang
carilah bus dari Banyuwangi, ada lagi yang bilang carilah di dalam ferry, eh
ada lagi yang bilang cari saat sudah sampai Gilimanuk.
So, how about us?
Pertamanya udah yakin tuh mau langsung masuk pelabuhan, naik ferry sendiri
terus nyari bus di Gilimanuk. Tapi tiba-tiba ada ibu-ibu yang nyaranin supaya kami
nyari bus dari Banyuwangi aja biar ngga rumpik di Gilimanuk. Nah, kan labil deh
kitee. Yaudah akhirnya kami memutuskan kalau seandainya bus yang ngetem deket
pelabuhan oke harganya kami naik dari sana, kalau ngga kami mau naik ferry
sendiri aja.
Ternyata eh ternyata, kami pada akhirnya malah
makan di dekat pelabuhan. Hahahaha. Agak ngga nyambung sih, gegara kami liat
bus ke Denpasarnya penuuuhh banget sampek berdiri-diri. Yaudah mending makan dan naik ferry sendiri. Setelah
perut kenyang, kami beli tiket ferry. Sejujurnya saya lupa berapa harga
tiketnya, tapi ngga nyampe 15 ribu
kok. Trus setelah sampai Gilimanuk jangan lupa kalau ada pemeriksaan KTP. Jadi
bersiaplaahh..
Setelah itu langsung cari bus ke arah Denpasar. Nunggu busnya
ngetem lamaaa bangeeett, bener-bener kesabaran kami diuji *halah*. Yaahh akhirnya
kami nyampai di Denpasar pagi-pagi dan dijemput oleh Galih dan bapaknya.
11 Febuari 2015
Setelah sampe rumah omnya Galih yang kosong, kami
lanjut bobok sebentar
trus mencoba
jalan-jalan ke pantai Tanjung Benoa dan pantai Pandawa. Sayangnya sempet hujan jadinya cepet-cepet
pulang deh. Malamnya kami macak turis cari jalan lewat GPS ke Pantai Kuta. Jalan-jalan
sepanjang jalan dan ditutup dengan makan Ayam betutu hohoho.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar