Haaiii selamat datang di permainan cinta anak manusia.
Hohohoho *dikeplak*
Kali ini apa sih yang akan dibahas oleh Lukimacongki? *ditinggal pergi*
Okeeee
Langsung ke topik utama, segitiga.
Langsung kebayang dong
kalau udah ada kata segitiga dan cinta apa yang selanjutnya akan dibahas?
Iyadeh, bizarre love triangle. *cieehh*
Emang ada apa sih dengan segitiga ajaib ini?
Ehm ehm, segitiga ini tidaklah seenak segitiga coklat toblerone,
di setiap sudut segitiga, jika orang tersebut MASIH PUNYA HATI pasti sama-sama
tidak enak.
Beneran deh.
Bahas nii yaaa.
Sudut pertama adalah orang yang menginginkan keadaan menjadi
tiga sudut alias segitiga, bukan sekedar dua sudut. Semua orang pasti menghujat
orang ini karena sesungguhnya yang paling mengerti keadaan adalah orang
tersebut. Dan, yang membuat keadaan menjadi lebih sulit juga orang ini.
Parahnya, semua orang juga merasa bahwa yang paling enak adalah sudut pertama
ini. Dia bisa mendapatkan dua sudut sekaligus *wooww*.
Yaaa emang sih sudut pertama itu memang sudut penentu.
Dia
yang seharusnya tidak terbawa suasana dan menambahkan satu sudut dalam sebuah
hubungan. Dia yang seharusnya bisa menolak dan punya pendirian tegas.
Tapii
namanya juga manusia, tempat dimana khilaf sering muncul. Itulah sebabnya
sering ada orang-orang yang menjalani peran sebagai sudut pertama, atau malah
senang menjadi si sudut pertama.
Menurut saya, ngga selamanya dia yang senang dan enak.
Kadang ada lho perasaan bersalah dan yaa itu sadarnya udah belakangan aja. Udah
kebentuk segitiga yang kadang kongruen dan bisa juga ngga eh si dia baru nyadar
atau baru disadarkan.
Udahannya, kalau dia MASIH PUNYA HATI yaa pasti timbul
rasa bersalah berkepanjangan.
Nah ini, gimana cara memperbaiki diri sendiri, mengobati
rasa bersalah, menjadi orang yang lebih baik, dan mengembalikan kepercayaan adalah hal yang perlu
dipikirkan. Hemmm ngga gampang lhoo karena kadang malah jadi merasa bersalah
terus dan minder, udahannya yaa jadi gampang diapa-apain *bahasanya aneh* :p.
Maksudnya, gampang jadi orang yang ditekan, karena rasa bersalah itu, jadi manutan kalau disalah-salahin. Pelajaran
banget untuk mengembalikan rasa percaya orang lain dan meyakinkan diri sendiri bahwa
yang dulu itu khilaf dan tidak akan mengulanginya lagi.
Sudut kedua, orang yang katanya paling kasihan. Yup, orang
yang menjadi pasangan sejati sudut pertama.
Semua orang pasti akan ngerasa
kasihan dan akan banyak banget opini-opini orang sekitar yang akan muncul
karena tiba-tiba ada sudut baru dalam hubungan dia.
Ini ga enak banget.
Pertama, udah perasaan sendiri masih gamang gara-gara sudut pertama yang
disayang ternyata masih hobi cari-cari sudut, eh ditambah tekanan sosial yang
bilang ini itu.
Oh iya oh iya tambah lagi kalau dia kenal sama si sudut
tambahan terus jadi harus menahan benci yang awalnya mungkin adalah rasa
sayang. *oowwww* *musik berubah sendu*
Iihhh kasihan banget yaa sudut keduaa >.< *ikut sedih*
Terus terus sebenarnya apa yang harus dilakukan si sudut
kedua?
Sesungguhnya diberi kesempatan jadi sudut kedua adalah
kesempatan untuk lebih tawakal dan legawa dalam menjalani hidup *eeeaaa jadi
religius*.
Kenapa?
Karena sebenarnya kita ga boleh benci orang kan?
Karena sebenarnya kita harus punya stok maaf yang banyak
kan?
Terus kalau udah kaya gini gimana cobaaa?
Banyak banget lho yang harus direlakan dan dimaafkan.
Pertama memafkan diri sendiri karena kadang ada beberapa yang merasa bersalah
sendiri, dikiranya karena dia ngga mampu membahagiakan sudut pertama jadi
tercipta sudut tambahan.
Kedua, memaafkan sudut kedua yang bener-bener dia
sayang. Apapun yang terjadi selanjutnya, mau pisah atau terus, pasti tetep
harus maafin kan?
Itutuuuhhh syussaahh... >.<
Once again, maafin sudut tambahan.
Lo gila apaa? Maafin
orang yang merubah gelak tawa menjadi ratapan tangisan??
Itu diiiaaa...
Bisa jadi sudut tambahan adalah orang yang ga kita kenal,
terus kita jadi benci sama orang yang bahkan ketemu aja belum pernah.
Terus
bisa jadi sudut tambahan adalah orang yang sangat kita kenal dan sebenarnya
sangat dekat dan kita sayang sebagai teman.
Susaaahhh maaakkk >.<
*curhat*
Ketika nostalgia indah berubah menjadi tangisan amarah. huhuhuhu
Pelajaran memaafkan itu memang sulit yak T.T *nangis
mutiara* *pukpuk sudut kedua*
Sudut ketiga atau sudut tambahan, orang yang menjadikan
keadaan menjadi sebuah segitiga.
Yup, kita biasa menyebutnya orang ketiga.
Katanya kalau jadi orang ketiga itu enak, ngga usah mikir, dapat senangnya, yah
palingan juga cuma dimaki-maki atau digampar :p.
Tapi ketika dia emang punya
rasa sama sudut pertama semua itu menjadi lain *perlahan kenangan memutar ke 3
tahun yang lalu* :p.
Itu itu juga bikin sakit hati banget, ciinn.
Seseorang yang
kamu impikan, dambakan, bahkan nantikan, tiba-tiba ada di depan mata daaannn
ternyata waktu tidak berteman dengan keadaan dan realita sehingga pada akhirnya
menjadikannya tiada *tsaahhh*.
Perih doang sih rasanya :p.
Teruuuss, yaa kalau logika yang bermain dan kita MASIH PUNYA
HATI tadi itu, sebaiknya sebagai sudut tambahan cadangan atau apapun itu yaa
kita mundur dong yaa.
Ya memang hati kadang berontak, tapii demi kepentingan
bersama ya lebih baik pergi :(.
Selanjutnyaa yang jadi pelajaran hidup adalah merelakan.
Merelakan mimpi, harapan, rasa, untuk hilang.
Iyaa, ga gampang sayang, butuh
waktu, butuh kelegawaan untuk meyakinkan diri sendiri bahwa kita bisa.
Kita
bisa merelakan semua yang kita mimpikan.
Ooowww....
Cerita hari ini melow ya, ciinn?
Gapapalah sekali-kali :p.
Pesan dari penulis, jika bisa, tidak perlu terdampar apalagi
tersesat dalam sebuah segitiga. Itu ngga enak.
Trust me!
Karena kadang waktu tidak seampuh antobiotik saat harus menyembuhkan sakit di hati :).
Salam pukpukpenuhharu :)