Jumat, 09 November 2012

Meregangkan yang Renggang

Suatu hari ketika matahari sudah tidur, terdengarlah rangkaian ucapan dari dua insan manusia yang sebenarnya sudah mulai kehilangan kesadaran alias ngantuk tetapi tetap belum puas ngobrol.

Insan 1 : “Meregang nyawa, kenapa namanya meregang ya?”

Insan 2 : “Emang meregang artinya apa sih?”

Insan 1 : “Apa yaa? Regang… Emm ngga tau, tapi ada juga kalimat ‘Hubungannya semakin meregang’. Berarti artinya jauh yaa.”

Insan 2 : “Itu bukannya merenggang yaa, bukan meregang?”

Insan 1 : “Oh iyaya, mirip sih.”

Insan2 : “Hiihh, ngelawak malem-malem.”

Sesungguhnya insan 1 memang tidak ngelawak dan tidak sadar bahwa itu terdengar seperti lawakan garing masa kini, yaitu pemelesetan kata-kata. Sesungguhnya insan 1 hanya butuh istirahat.

Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar