24 September 2016
Kalau mau cerita throwback itu memang ngga usah tanggung-tanggung, setelah terjadi kurang lebih 2 tahun yang lalu baru deh disebarluaskan. hihihi
Emang ada apa sih di tanggal 24 september itu?
Oke, sebelum bercerita, coba saya tanya setiap wanita dimanapun ia berada pasti punya impian bagaimana cara dia dilamar kan? Iya, ngga? Engga? Ahh, kamu bohoong :p
Ada yang pingin calonnya datang ke rumah orang tuanya dan minta izin untuk meminang ia, ada pula yang ingin dilamar ala film-film hollywood yang mana calonnya berlutut sambil bertanya "will you marry me?". Atau kalau ada yang suka versi lebih romantis, pasti pinginnya bertabur bunga, ada cincin, balon, dan kembang api kalau perlu.
Kalau saya sendiri sih ngga minta yang muluk-muluk, yang penting sebelum si calon melamar ke orang tua saya, dia harus melamar saya dulu. Karena saya termasuk orang yang menganut prinsip karena saya yang dinikahin, tolong saya yang dideketin, yang dipacarin, sampai yang diajak nikah, bukan orang tua saya. Kalau orang tua setuju tapi saya tidak cinta, bagaimana mau hidup bersama? *halah
Terus, tulisan ini buat apa, luk? Mau cerita gimana pas kamu dilamar?
Yaa sebenarnya sih iya. Hahahaha...
Kalau ada yang males terus mau skip ga baca juga gapapa kok. hihihi...
Jadi, ceritanya saat tanggal 24 september 2016 itu saya masih jalan sama Paman Danang. Dari awal kami berdua memutuskan jalan bareng, memang sudah ada niatan agak seriusan *cielah Luki berhubungan serius, tumbeenn* hahaha. Mungkin saya udah insaf trus merasa cocok dengan si Paman, akhirnya yaa kenapa ngga dicoba untuk berkomitmen lebih serius. Walaupun begitu, sudah dapat ditebak bahwa yang ngebet lebih ingin meresmikan hubungan kami itu Paman Danang.
Walaupun begitu, saya agak kaget juga bahwa baru 1,5 tahun pacaran dia sudah beritikad untuk melamar saya. hohoho.
Ohya, kalau ada yang bertanya-tanya dalam kalbu sebenarnya saya sudah kenal berapa lama dengan Paman Danang, sebenarnya kami sudah temenan dari tahun 2009, namun pertemanan kami memang on-off mengingat fakultas tempat kami kuliah berbeda. Lalu karena suatu acara kami dipertemukan kembali di akhir tahun 2011 dan mulai berteman lagi. Namun, kami baru benar-benar berhubungan dengan berlandaskan cinta itu ya tahun 2015. hehehe
Emang gimana caranya seorang Paman Danang melamar wanita? Ohh sudah tentu jauh dari film hollywood apalagi bollywood yaaa
Alkisah di suatu pagi di sebuah kota di Jawa Tengah, sebut saja Semarang. Karena ada hal yang harus saya lakukan di kota tersebut, akhirnya di hari sabtu yang tidak sendu, kami bertemu di Semarang. Saat lagi bercanda sebelum lanjut jalan, tiba-tiba Paman Danang menatap mata saya dengan tatapan penuh keseriusan dan berkata "jadi, kamu siap ngga aku nikahin tahun 2017?"
Deng deng deng deng....
Saya memang sempat cerita kalau mau nikah di tahun 2018 aja, karena saya suka dengan angka 8,, eh si abang malah minta tahun 2017. Entah karena kesirep atau sebenarnya dia menghipnotis saya dengan matanya akhirnya saya ngangguk dong yaa. Sungguh sangat mudah dan murah sekalii sayaaa.. Terus akhirnya kami pelukan deh. Sangat simpel ya. Ada cincin? Ngga? Bunga dan balon? Uhh apalagi..
Yaa cuma satu yang saya lihat, keseriusan Paman Danang aja.
Semoga saya ngga salah liat yaa hahahaha dan semoga kami selalu berbahagia dan samasamasampelama :)