28 November 2013
Di suatu hari yang sama saja seperti hari biasa, saya yang tengah melakukan kegiatan seperti biasa tiba-tiba mendapat SMS dari pacar "Boo kok lemes banget ya, Luk. Coba kamu liat nanti."
Perasaan masih biasa aja, dalam hati berkata "Aahh palingan lemes biasa doang."
Lalu saya jawab saja SMS Adit "Emmm coba dikasih vitamin aja, mungkin karena cuacanya ngga bagus jadi dia kurang sehat." -sok tahu banget inii :p-.
Malamnya saya lihat memang Boo lemas sekali dan dia ngga mau makan sama sekali. Duuhh... Mulai resah...
29 November 2013
Pagi-pagi saya bangun, seharusnya saya masuk pagi hari ini. Langsung perhatian saya tertuju pada Boo. Saya mencarinya keluar dan astagaa ya kali tuh anak ndepis di pojokan, lemeesss banget. Hati siapa yang ngga mencelos cobaaa. Tanpa pikir panjang saya langsung izin tidak masuk pada hari tersebut. Bangunin Adit juga, bilang kalo Boo lemas banget dan saya khawatir sekali.
Biasaa deh, saya kan emang cepet panik dan khawatir, saya tanpa segan meneror Adit untuk memikirkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Padahaall Adit masih kurang tidur, kasihan ya dia. Huahahahaha :p.
SMS kanan kiri, menimbang apa yang harus dilakukan, akhirnya kami memutuskan untuk membawa Boo ke Calico, sebuah klinik hewan. Teruuss diinfus aja dong yah anakku :(. Sedih banget ngeliatnya. Katanya sih kemungkinan ada benda asing yang mampir di tubuhnya, istilahnya keracunan maliihh >.<.
Diinfus dan dikasih obat, selanjutnya Boo boleh dibawa pulang dan terlihat cukup segar :).
Adit berangkat kerja, saya juga mau pergi dari rumah, ehh Boo dikasih makan tetap ngga mau :(.
Pusing lah sayaa :((.
Akhirnya saya karantina Boo di garasi, tak lupa saya berikan makanan dan minuman di dekatnya.
Malamnya, tetap ngga mau makan :((.
Melihat keadaan seperti ini Adit dan saya berpikir untuk menaruh Boo di ruang tamu. Selanjutnya kami berdua pun memilih tidur di ruang tengah agar lebih dekat dengan Boo.
Oh ya perlu diketahui Boo sebenarnya mau minum tapi setiap minum pasti keluar lagi alias muntah. Kasihan banget lah pokoknya itu anak :((.
30 Januari 2013
Ngga ada perubahan yang signifikan. Saya udah ikutan lemes juga. Bingung mau gimana. Akhirnya kami berdua mencari alternatif dokter yang lain. Daann, dipilihlah dokter Arif, dokter langganannya Mbak Pink. Ngobrol-ngobrol via telpon, dokter Arif menyarankan kami untuk membeli obat Angkong. Katanya sih obat cina buat orang struk.
Baiklah, sebagai newbi kami berdua pun langsung meluncur ke Malioboro untuk mencari si Angkong.
Ngga pake lama, ternyata di samping Mal Malioboro ada Toko Obat Sehat yang menjual obat-obat tradisional cina, yasudaahh langsung dong nanya tentang si Angkong.
Kurang lebih begini percakapan yang terjadi:
Luki : "Ci, ada obat angkong?"
Cicik : "Ada. Kaya gini obatnya (ngeluarin gambar). Isinya satu, tuh sama kokohnya."
Luki : "Oh iyaa (merasa lega karena ternyata bukan obat langka). Berapa ci harganya?"
Cicik : "Enam ratus lima puluh ribu."
Luki : "Satu buletan itu 650 rb ya? (cenat cenut ngga jadi tenang :( ) "
YA KALEE MAU TENANG KALO HARGA SATU BULETAN OBAT YANG MANA CUMA SEGEDE BOLA BEKEL HARGANYA 650 REBUUU >.<
*stress*
Percakapan beralih antara saya dan kokohnya.
Kokoh : "Ini contoh tempat obatnya. Satu bulet ini 650rb. Nanti tinggal dilarutin aja di air panas lalu diminum.'
Luki : (masih ngga percaya) "Satu bulet doang ini yaa 650 rb?" (malah nanya ulang, udah mulai kehilangan kesadaran)
Kokoh : "Iya. Mahal ya? Boleh tahu untuk apa? Sakitnya apa?"
Nah disini kami curhat tanpa memberitahu bahwa yang sakit adalah seekor anjing. Kami cuma bilang saja bahwa yang bersangkutan didiagnosis keracunan dan dokter yang memeriksa menyarankan agar kami membeli Angkong.
Kokoh yang maha pengertian ini akhirnya menyarankan kami untuk membeli obat lain yang kurang lebih khasiatnya samadengan Angkong namun dengan harga yang lebih murah. Namanya Lou Dan Kwan. Harganya cukup 75 rb per buletan.
TIMPANG AMET YAK HARGANYA???
Merasakan angin lebih segar dari tadi, yasutralaahh kami memutuskan membeli Lou Dan Kwan.
Selanjutnya melajulah kami kembali ke rumah dan langsung meminumkan obat tersebut kepada Boo. Kami juga membeli pipet agar kami dapat memaksa Boo untuk minum. Kami takut kalau kalau Boo malah jadi dehidrasi :((.
Jam demi jam terlewati tanpa ada perubahan yang berarti. Masih terus muntah, masih tidak memakan apapun, itulah yang terjadi pada anak pertama kami. Sedih banget tauk rasanyaa :((.
01 Desember 2013
Perubahan yang dinanti tak kunjung riba. Jujur kami ngga sabar dan akhirnya berpindah ke dokter lain. Kami menghubungi dokter Agnes, dokter yang pertama kali memberikan vaksin kepada Boo. Tanpa basa basi pagi itu kami langsung membopong Boo melaju ke daerah Palagan demi bertemu dokter Agnes.
Sampai di tempat Boo diperiksa dan langsung didiagnosis terkena lepto. Entah karena dia sedang kurang fit atau bagaimana sehingga mudah terkena bakteri tersebut. Padahal anjing-anjing yang lain di rumah tidak ada yang terkena. Lepto sendiri kata dokter Agnes adalah bakteri dari tikus. Bakteri tersebut dapat menyebar melalui kotoran tikus yang terinfeksi, ataupun pipis tikus.
Yaahh, pas apesnya Boo aja kali yaa *menghibur diri*.
Di tempat dokter Agnes Boo disuntik dan kami diberi resep sealahgabrek banyaknya. Total obatnya Boo ada 5 jenis.
BANYAK AMAATT, MALIIHH >.<
Selanjutnya jam jam memberi minum obat Boo menjadi jam jam penuh drama. Dari yang saya marah-marah karena dia ngga mau buka mulut, memaksakan obat-obat tersebut masuk, mata Boo yang sumpah melas abiss. Dan semua drama ini terus berlanjut hinggaaa...
03 Desember 2013
Kami berdua masih terus tidur di ruang tengah rumah. Boo masih di ruang tamu. Pagi-pagi saat adik saya berangkat sekolah saya membuka mata sekilas dan melihat Boo sudah keluar dari ruang tamu dan berada tidak jauh dari tempat kami tidur. Yasudah, saya melanjutkan tidur karena masih ngantuk luar biasa.
Kurang lebih pukul 08.30 saya terbangun. Memanggil Boo yang berada di bawah meja. Kookk, ngga ada reaksi?
Saya ke kamar mandi setelah itu langsung ke tempat Boo. Panggil-panggil ngga ada reaksi. Saya sentuh-sentuh kookk agak kakuu yaa...
TAKUT.
Cuma itu rasa yang saya ingat.
Tanpa tedeng aling aling langsung saya panggil Adit dengan agak melengking. Si Adit menjawab dari kamar mandi setengah bete.
Saya katakan keadaan Boo dan gantian dia yang pegang-pegang Boo.
And, it was officially...
Boo has passed away...
There is no tears between two of us.
Kami berdua diam dan langsung move on. Mikir gimana nguburnya, mau dimana, dan pinjam cangkulnya siapa.
Kami sadar kami sedih sampai ubun-ubun dan untuk menguatkan satu sama lain, maka tidak ada air mata sama sekali. Kaya tabah banget ya kami. As if.
Setelah dapat pinjaman cangkul dan sekop, kami langsung mengubur Boo di halaman samping. Kami selimutin Boo pake handuk dan kami tutupin juga pake karung sak semen. Udahlah sempet ngga cukup lagi itu kuburannya :(. Ternyata Boo emang gede *telat sadar*.
Pernyataan bahwa Boo udah ngga ada masih terasa surreal sampai hari ini. Baanyaakk banget ulah bodohnya yang masih terkenang-kenang sampek sekarang. Anjing agresif, anjing kampung, anjing cinta air, anjing hobi ngejar kecoa dan ayam, anjing suka sikat -mulai dari sikat gigi sampai sikat WC-, anjiing kesayangan... Anjing pertama...
THE FIRST CUT IS THE DEEPEST
Bersama dengan postingan ini Adit dan saya berterimakasih dan mengirimkan doa kepada Boo. Atas ulahnya yang membuat kami selalu ceria dan 'waras' dalam menjalani hidup, memupuskan rasa bosan atas hubungan kami, dan membantu kami berdua mengingat esensi dari sebuah kata 'komitmen'.
Sekarang, kamu juga mengajari kami arti kata kehilangan. Kamu mengajari kami bahwa kata-kata klise 'setiap pertemuan pasti berakhir dengan perpisahan' memang benar-benar ada. Kamu mengajari kami banyak hal dalam hidup.
Baik-baik yaa Boo disana. Kamu sekarang udah bisa lari-lari di tempat yang luasnya ngga terbatas, makan apa aja, ngga ngerasa sakit, dan ngga dimarahin lagi sama kami.
Kami akan selalu kangen sama kamu tapi kami yakin kamu hanya sejauh foto di HP :D. I mean, kamu cuma ngga keliatan tapi masih selalu bisa dirasakan.
Terimakasih juga untuk semua yang udah membantu kami dalam merawat Boo. Teman-teman di kost Adit yang dahulu, mas-mas La Barong yang setia mandiin Boo, Listyo dan Meita yang sering kami pinjam motornya untuk membawa Boo, Tante Sinta yang pernah ngajak main Boo sampek pantai, dokter-dokter yang pernah memeriksa Boo, dan semua yang pernah baca cerita saya tentang Boo :). Maaf yaa kalo Boo pernah bikin sebel :).
All in all...
Mengutip kata Akang Bon Jovi,
We love you, Boo.. Always...
Then I'll be theree *aduh keterusan :p*